M Sholahadhin Azhar • 30 August 2025 11:14
Jakarta: Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) merespons rangkaian insiden belakangan. ISKA menyerukan dialog dan rekonsoliasi, dalam menghadapi perbedaan pendapat dalam negara demokrasi.
"Dalam menghadapi perbedaan pendapat, jalan dialog dan rekonsiliasi adalah pilihan yang lebih manusiawi dan beradab daripada kekerasan," kata Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Arie C Sulistiono, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 Agustus 2025.
ISKA mengajak seluruh elemen bangsa menghentikan segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. Serta, bersama-sama mengedepankan dialog yang damai, beradab, dan bermartabat.
"Demi persatuan bangsa serta terjaganya martabat kemanusiaan," tegas Arie.
Pihaknya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Saudara Affan Kurniawan, seorang pejuang keluarga dan pengemudi ojek online. Affan meninggal akibat penanganan unjuk rasa pada Kamis, 28 Agustus 2025.
"Semoga almarhum memperoleh tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kasih, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta penghiburan," kata Arie.
Arie menegaskan kebaikan bersama (
bonum commune) adalah tujuan luhur dari hidup berbangsa. Hal itu hanya dapat terwujud melalui keadilan sosial, penghormatan hak asasi, serta solidaritas di antara sesama.
ISKA, kata dia, memandang bahwa kritik dan masukan yang disuarakan dalam aksi beberapa hari belakangan, adalah cermin kegelisahan masyarakat. Terutama, dalam menghadapi persoalan hidup nyata saat ini yang dirasakan semakin jauh dari semangat dan cita-cita terwujudnya kebaikan bersama tersebut.
"Oleh karena itu, setiap ekspresi aspirasi berupa masukan dan kritik hendaknya ditanggapi secara tepat, proporsional, serta jauh dari tindakan represif apalagi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa," kata Arie.
ISKA, tegas Arie, mendesak seluruh pejabat negara dan pemerintahan agar menjadi teladan moral dan panutan publik. Terutama, dengan membangun komunikasi dan dialog yang penuh empati, sensitif, partisipatif serta mengedepankan kebijaksanaan dalam setiap pernyataan maupun tindakan.
"Di tengah tekanan hidup yang kian berat dari berbagai aspek, masyarakat sangat membutuhkan kehadiran para pemimpin maupun pejabat yang menenangkan, bukan yang memperuncing keadaan dengan berbagai tindakan dan pernyataan yang kontraproduktif," kata Arie.