Salah satu aktivitas wisata di Kaliurang, jeep merapi lava tour. (Dok Forwaparekraf)
Media Indonesia • 4 June 2025 20:19
Sleman: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi, selama libur sekolah 23 Juni - 13 Juli 2025, objek wisata di wilayahnya bakal kebanjiran hingga 450 ribu wisatawan. Jumlah ini didominasi oleh wisatawan nusantara, khususnya pelajar.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, menjelaskan dengan adanya libur sekolah, okupansi hotel diperkirakan mencapai 60 persen dengan rerata lama tinggal (length of stay) pada kisaran 1,25 hingga 2,25 hari. Menurut dia, destinasi wisata yang dikelola Pemkab Sleman, yakni Kaliurang dan Kaliadem bakal mampu mengumpulkan retribusi hingga Rp75 juta.
"Kalau belanja wisatawan baik untuk akomodasi, makan minum, tiket masuk destinasi, belanja oleh-oleh, dan lain-lain diperkirakan pada kisaran Rp750 ribu – Rp1,25 juta per kunjungan," kata Ishadi di Sleman, Rabu, 4 Juni 2025.
Pihaknya akan menerbitkan Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata Sleman tentang Penyelenggaraan kegiatan wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan. Karena itu, seluruh stakeholder diminta untuk memastikan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di destinasi pariwisata dan usaha pariwisata secara ketat.
Selanjutnya, juga melakukan kalibrasi atau uji petik keamanan dan kelaikan serta melakukan perawatan terhadap fasilitas/wahana usaha secara berkala, terutama untuk wahana dengan tingkat risiko secara rutin dan segera melakukan perbaikan terhadap fasilitas/wahana jika terdapat kerusakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan karyawan dan wisatawan dan pengelola destinasi pariwisata agar dapat bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat terkait penyediaan kebutuhan wisatawan guna meningkatkan perekonomian lokal.
Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman juga akan memastikan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety, dan Environment sustainability (CHSE) di destinasi wisata, desa wisata, dan usaha jasa pariwisata (penyediaan akomodasi, makan dan minum, cindera mata dan usaha lainnya yang mendukung kegiatan berwisata). Di sisi lain, baik wisatawan maupun pengelola destinasi wisata diminta terus mewaspadai perkembangan perubahan cuaca dan memperhatikan informasi BMKG terkait potensi bencana alam.
Sementara itu, perihal status Gunung Merapi, wisatawan maupun warga sekitar diminta mematuhi dan mengikuti arahan dari BPPTKG dan BPBD Kabupaten Sleman ketika terjadi peningkatan aktivitas Gunungapi Merapi yang mengakibatkan perubahan status Gunungapi Merapi. Seluruh pihak, kata dia, diminta menggalang kerja sama dan koordinasi dengan layanan kedaruratan dan keamanan terdekat seperti Rumah Sakit, Palang Merah Indonesia, Kepolisian, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, demi menjamin keselamatan dan keamanan wisatawan.
Ishadi menegaskan, agar semua kalangan tidak mengambil keuntungan berlebih dengan menaikkan harga produk/layanan melebihi batas kewajaran dan memasang harga layanan di tempat yang dapat dilihat dengan mudah oleh wisatawan.
Selain itu, pengelola destinasi diingatkan untuk dapat menangani dan mengelola sampah dan limbah yang timbul dari aktivitas di destinasi wisata, desa wisata dan usaha jasa pariwisata untuk menjamin kelestarian, kebersihan dan keasrian lingkungan. (MI/AU)