Kecam Latihan Militer AS-Korsel, Korut Peringatkan Risiko Meletusnya Perang

Kerja sama militer antara Washington dan Seoul kerap mendapat kecaman dari Pyongyang. (Anadolu Agency)

Kecam Latihan Militer AS-Korsel, Korut Peringatkan Risiko Meletusnya Perang

Willy Haryono • 10 March 2025 11:12

Seoul: Korea Utara mengecam latihan militer bersama Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan sebagai tindakan provokatif yang berpotensi memicu konflik. Pyongyang memperingatkan bahwa ketegangan yang meningkat dapat berujung pada perang hanya karena satu insiden yang tidak disengaja.

"Ini adalah tindakan provokatif yang berbahaya dan memperburuk situasi di Semenanjung Korea. Bahkan satu tembakan yang tidak disengaja dapat memicu konflik fisik antara kedua belah pihak," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang dikutip oleh media pemerintah pada Senin.

Latihan militer gabungan bertajuk "Freedom Shield 2025" resmi dimulai pada hari yang sama. Dalam pernyataan resmi, pihak Amerika Serikat menyebutkan bahwa latihan ini akan mencakup simulasi langsung, virtual, serta latihan berbasis lapangan. Manuver tersebut dijadwalkan berlangsung hingga 21 Maret.

Melansir dari Voice of America, Senin 10 Maret 2025, kerja sama militer antara Washington dan Seoul kerap mendapat kecaman dari Pyongyang, yang menilai langkah itu sebagai persiapan untuk invasi. Sebagai respons, Korea Utara sering kali meluncurkan uji coba rudal sebagai bentuk perlawanan terhadap apa yang mereka sebut sebagai ancaman terhadap kedaulatan mereka.

Ketegangan semakin meningkat setelah insiden pada 6 Maret, ketika dua jet tempur Angkatan Udara Korea Selatan secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di sebuah desa saat latihan bersama dengan militer AS. Insiden ini menyebabkan 15 orang luka-luka, termasuk warga sipil dan personel militer, menurut Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan.

Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan telah mencapai titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang terus melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan meluncurkan berbagai rudal balistik sepanjang tahun lalu. Kedua negara masih secara teknis berstatus perang sejak konflik tahun 1950-1953 berakhir hanya dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Saat ini, puluhan ribu tentara Amerika Serikat masih ditempatkan di Korea Selatan sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap ancaman Korea Utara. Latihan Freedom Shield menjadi salah satu manuver militer terbesar yang rutin digelar oleh kedua sekutu tersebut.

Dalam pernyataannya pada Senin, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut latihan ini sebagai "simulasi perang yang agresif dan konfrontatif." Pekan lalu, Pyongyang juga mengecam kehadiran kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat di pelabuhan Busan, menyebutnya sebagai bentuk "provokasi politik dan militer."

Ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat seiring dengan aksi militer dari kedua belah pihak, yang dapat memperburuk situasi keamanan di kawasan. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Korut Peringatkan Aksi Lanjutan Terkait Kedatangan Kapal Induk AS di Korsel

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)