Asap Karhutla, Masyarakat Pekanbaru Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar

Kondisi kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru. Dokumentasi/ istimewa

Asap Karhutla, Masyarakat Pekanbaru Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar

Media Indonesia • 26 July 2025 16:09

Pekanbaru: Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan. Hal ini seiring adanya ancaman kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kabut asap akibat karhutla mulai menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat juga diimbau agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah maupun luar ruangan.

"Kami mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan. Termasuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan akibat kabut asap," kata Agung Nugroho di Pekanbaru, Sabtu, 26 Juli 2025.
 

Baca: OMC hingga Helikopter Water Boombing Dikerahkan Padamkan Karhutla di Rokan Hulu
 
Agung menyebut imbauan ini dikeluarkan setelah beberapa hari terakhir kualitas udara di Pekanbaru menunjukkan tren memburuk akibat masuknya asap dari wilayah sekitar.

Wako juga menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi udara guna menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya.

"Imbauan ini tentunya setelah melihat perkembangan kondisi asap yang beberapa hari terakhir juga mulai masuk Pekanbaru. Perkembangan tentu akan terus kami pantau untuk menentukan langkah-langkah ke depan," jelasnya.

Salah satu langkah lanjutan yang akan diambil adalah penerbitan surat edaran untuk sekolah-sekolah sebagai respons terhadap dampak asap pada anak-anak.

Pemerintah Kota Pekanbaru juga telah meminta Dinas Kesehatan, dan seluruh Puskesmas untuk aktif memantau kondisi kesehatan masyarakat.

"Khusus anak sekolah kami juga terbitkan surat edaran untuk sekolah-sekolah. Termasuk meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan pemantauan rutin terkait dampak kabut asap," ungkap Agung.

Berdasarkan data dari IQAir, pada Kamis pagi (24/7) pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Pekanbaru mencapai angka 132, yang termasuk kategori "Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif," ujarnya.

Polutan utama adalah PM2.5 dengan konsentrasi 48,2 µg/m³, jauh di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO.

Kondisi cuaca saat itu menunjukkan suhu udara sekitar 26°C, kelembaban 85%, dan kecepatan angin hanya 2,4 km/jam. Kecepatan angin yang rendah membuat polusi udara terperangkap dan memperburuk kualitas udara di permukaan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)