Ilustrasi gelombang ombak di area pesisir. (EPA-EFE)
Media Indonesia • 30 July 2025 14:27
Jakarta: Tsunami tidak harus besar untuk menjadi mematikan. Sejarah telah membuktikan bahwa gelombang setinggi 50 sentimeter pun bisa merenggut nyawa jika menghantam wilayah yang rentan seperti teluk.
Ini yang menjadi kekhawatiran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pascagempa dahsyat magnitudo 8,7 yang mengguncang lepas pantai timur Kamchatka, Rusia, Rabu pagi., 30 Juli 2025.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa tersebut berpotensi memicu tsunami lintas samudra yang dapat mencapai wilayah Indonesia bagian Timur. Gelombang diperkirakan tiba pertama kali di Kepulauan Talaud pada pukul 14.52 Wita dan disusul wilayah lainnya seperti Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, dan Sorong bagian utara.
“Jangan remehkan tsunami 50 sentimeter. Di Teluk Youtefa, Papua, gelombang dari tsunami Jepang 2011 meningkat menjadi hampir 4 meter karena efek amplifikasi di dalam teluk. Satu korban jiwa tercatat saat itu,” tegas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Rabu, 30 Juli 2025.
Ia menambahkan, karakteristik gelombang lintas samudra seringkali menipu. Gelombang pertama bukan yang terbesar dan potensi gelombang susulan yang lebih kuat masih sangat mungkin terjadi hingga 1-3 jam setelah gelombang awal.
Baca: Warga Pesisir Malut Diminta Waspada Potensi Tsunami Sore Ini |