Jemaah Haji Indonesia mengambil Miqat di Bir Ali. Foto: Dok/Media Center Haji (MCH)
Jakarta: Setiap musim haji, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menyediakan bus Shalawat untuk memudahkan mobilitas jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Bus ini beroperasi dengan rute tetap, jadwal teratur, dan tentu saja gratis bagi jemaah.
Namun, tidak menutup kemungkinan ada
jemaah haji yang ingin naik taksi saat di Makkah dikarenakan ingin pulang lebih awal atau bahkan kelelahan.
Oleh karena itu, Kabid Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi Harun Alrasyid memberikan tips untuk jemaah haji agar tetap aman selama naik taksi di Tanah Suci.
“Kami sarankan agar jemaah itu tidak sendiri baik laki-laki maupun perempuan, harus ada pendamping. Apalagi yang lansia atau sudah sepuh harus kita dampingi,” kata Harun di Makkah, Kams, 22 Mei 2025.
Jika yang akan menggunakan taksi itu pasangan suami dan istri, Harun mengatakan saat masuk ke dalam taksi harus laki-laki terlebih dahulu. Setelah itu baru perempuan yang naik.
Baca juga: Kemenag Tanggung Biaya Badal Haji dan Asuransi Jiwa Jemaah yang Meninggal |
“Kemudian setelah taksi itu berjalan sampai di tujuan maka yang turun duluan istrinya, baru setelah itu suaminya (turun dari taksi),” lanjutnya.
Langkah tersebut dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama musim haji 2025.
“Hal ini bisa dipedomani oleh seluruh jemaah agar dalam berkendaraan melakukan transportasi di sini dapat merasakan rasa aman dan nyaman tentunya,” tambahnya.