Kompetensi Kecakapan Digital Diperlukan untuk Bangun Citra Diri

Ilustrasi. FOTO: Shutterstock

Kompetensi Kecakapan Digital Diperlukan untuk Bangun Citra Diri

Angga Bratadharma • 18 June 2023 06:53

Lamongan: Kompetensi kecakapan digital sangat dibutuhkan dalam upaya membangun citra diri sebuah komunitas. Apalagi, dari tiga subindeks Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, yaitu akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, dan keahlian/kecakapan, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah.

"Personal branding membutuhkan individu yang cakap bermedia digital terkait aplikasi percakapan dan media sosial," tutur Dosen & Digital Enthusiast M Adhi Prasnowo, dalam diskusi literasi digital yang digelar Kominfo bersama Lamongan Vespa Club (LVC) di Lapangan Gajah Mada Lamongan, Jawa Timur, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 18 Juni 2023.

Ia mengatakan, selain kecakapan mengoperasikan perangkat lunak aplikasi media sosial, personal branding juga perlu pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras seperti yang terangkum dalam lanskap digital.

"Mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam mengakses dunia digital, beserta pengetahuan dasar sistem operasi, aplikasi, dan internet," jelas Adhi.

Dalam diskusi luring bertajuk 'Membangun Personal Branding Komunitas Motor di Media Sosial' itu, Adhi mengajak anggota klub Vespa untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing media sosial yang akan digunakan untuk mem-branding komunitas motor.

Dirinya menjelaskan Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan Facebook penggunanya banyak, Instagram memiliki fitur menarik untuk meningkatkan kualitas gambar maupun video, dan Twitter mendistribusikan informasi dengan ringkas dan cepat.

"Sedangkan Youtube mampu menyajikan informasi berupa video dengan durasi yang tidak terbatas," kata Adhi.

Sementara kekurangan Facebook, sambung Adhi, penggunanya terlalu heterogen sehingga informasi yang muncul terlalu beragam. Instagram jenis unggahan terbatas gambar dan video, Twitter karakter huruf dibatasi, dan Youtube dengan konten video yang terlalu beragam serta pop-up iklan.

Dari perspektif etika digital, Dosen sekaligus Regional Treasurer Member of ACSB East Java Rizky Wulandari mengingatkan pengguna digital untuk selalu menjunjung tinggi tata krama dan menghindari narasi dan konten negatif dalam usahanya melakukan personal branding.

"Gunakan bahasa yang sopan dan tidak melanggar kesusilaan, tidak memberikan informasi palsu dan menyesatkan, serta membuat konten yang positif dan bermanfaat demi membentuk citra diri," jelasnya.

Sedangkan menurut Chief Operating Regional ACSB East Java Muhajir Sulthonul Aziz, untuk membangun personal branding, pengguna digital harus mampu menjaga rekam jejak digital selalu baik. Sekali saja membuat unggahan negatif maka dapat menghancurkan citra yang ingin dibangun.

"Cara menjaga rekam jejak agar positif yaitu gunakan media sosial dengan bijak, jangan terlibat dalam aktivitas ilegal, lindungi data pribadi Anda, pilih teman yang bijak, dan lakukan monitoring secara teratur," pungkas Sulthonul Aziz.

Sebagai informasi, sejak dua tahun silam, Kominfo aktif menyelenggarakan program nasional untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan 2024. Program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD) membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)