Korupsi Komoditi Emas, Kejagung Dalami Pegawai Antam

Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa empat pegawai PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam. Mereka diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pengelolaan emas 2010-2022.

Keempatnya diselisik oleh penyidik Direktorat Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung). Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana menerangkan pemeriksaan dilakukan terhadap ML selaku Finance PT Antam Tbk.

"Kemudian, Y selaku Treasury Manager PT Antam, Tbk. periode 2019-2021. Yang ketiga ML selaku Finance PT Antam, Tbk. periode 2010-2011 dan AP selaku Finance PT Antam, Tbk. tahun 2014," terang Ketut, dikutip di Jakarta, pada Kamis, 27 Juli 2023.

Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian. Serta untuk melengkapi pemberkasan dalam perkara komoditi emas.

Sebelumnya, pemeriksaan dilakukan terhadap pegawai Antam dan Bea Cukai. Ketiga saksi dari pihak Antam bekerja di Unit Keuangan, yakni IM periode 2016-2017, IW pada periode 2018-2019, dan H periode 2018.

Ketut membeberkan pihaknya juga memeriksa satu pejabat Bea Cukai yang dipanggi, yakni Bahaduri Wijayanta BM. Dia menyebut Bahaduri selaku Direktur Penindakan dan Penyidikan.

Diketahui, dugaan korupsi terkait komoditas emas tersebut ditaksir merugikan negara hingga Rp47,1 triliun. Penyelidikan kasus naik ke level penyidikan pada 10 Mei 2023 lewat penerbitan Sprindik Print-14/Fd.2/05/2023.

Penyidik juga menggeledah sejumlah tempat dalam kasus korupsi impor emas. Sejumlah dokumen pun telah diamankan. 

"Di beberapa tempat sudah dilakukan penggeledahan dan diambil beberapa dokumen yang kami pandang terkait dugaan korupsi yang kami tangani," ujar Ketut.

Ketut menerangkan salah satu lokasi penggeledahan merupakan Kantor Bea Cukai. Namun, Ketut tak menjelaskan lebih detail lokasi kantor Bea Cukai yang jadi target penggeledahan penyidik Kejagung.

Penyidik Kejagung juga telah melakukan penggeledahan di beberapa tempat, yakni Pulogadung, Pondok Gede, Cinere Depok, Pondok Aren Tangerang Selatan, hingga Surabaya. (Yakub Pryatama Wijayaatmaja)