BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Terindikasi Meningkat

Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani.

BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Terindikasi Meningkat

Husen Miftahudin • 18 July 2023 15:32

Jakarta: Bank Indonesia (BI) dalam Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Juni 2023 mencatat kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 17,8 persen lebih tinggi dari SBT 12,5 persen pada Mei 2023.

"Peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi terutama didorong oleh sektor Konstruksi, Perdagangan, dan Pertambangan. Peningkatan yang terjadi terutama untuk mendukung aktivitas operasional serta membayar kewajiban jatuh tempo," ungkap hasil survei yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Selasa, 18 Juli 2023.

Adapun kebutuhan pembiayaan pada periode laporan mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri (64,6 persen), diikuti pembiayaan yang bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (11,5 persen), yang keduanya meningkat dibanding bulan sebelumnya.

"Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pinjaman pada perbankan dalam negeri terindikasi melambat (10,6 persen) dibandingkan dengan bulan sebelumnya," papar hasil rilis tersebut.

Seretnya pembiayaan yang bersumber dari pinjaman bank karena alasan pemilihan sumber pembiayaan itu sendiri. Karena sebanyak 88,6 persen sumber pembiayaan dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana. Sementara sebanyak 18,1 persen karena biaya (bunga pinjaman) yang lebih murah.

Utang rumah tangga lewat koperasi naik

Sementara itu, permintaan pembiayaan oleh rumah tangga melalui utang atau kredit terpantau sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal ini terindikasi dari responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada Juni 2023 sebesar 9,7 persen dari total responden, sedikit melambat dibandingkan dengan 10,7 persen pada bulan sebelumnya.

Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga berasal dari pinjaman bank umum dengan pangsa sebesar 41,4 persen, sedikit menurun dibanding 42,7 persen pada bulan sebelumnya.

"Alternatif sumber pembiayaan lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan rumah tangga yaitu koperasi dan leasing dengan pangsa masing-masing sebesar 21,8 persen dan 15,2 persen," papar BI.

Adapun, sumber pembiayaan lewat koperasi mengalami kenaikan dari 18,3 persen pada bulan sebelumnya. Sedangkan sumber pembiayaan melalui leasing turun dari 16,2 persen di Mei 2023.

Selain itu, ada juga alternatif sumber pembiayaan lainnya seperti fintech atau pinjaman online (pinjol) dan teman yang pada Juni 2023 masing-masing sebesar 4,7 persen dan 8,7 persen. Pinjol turun dari 6,7 persen di bulan sebelumnya, sedangkan teman naik dari 8,1 persen.

Menurut tingkat pengeluaran responden, mayoritas pengajuan pembiayaan pada Juni 2023 dilakukan oleh rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan, yaitu sebesar 40,7 persen dari total pengajuan. Angka ini melabat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Di sisi lain, pengajuan dari rumah tangga dengan tingkat pengeluaran Rp1 juta sampai Rp3 juta dan di atas Rp5 juta per bulan terpantau meningkat dibanding Mei 2023 dengan pangsa masing-masing sebesar 38,1 persen dan 21,2 persen," jelas survei tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)