Menteri Pertahanan Tiongkok Jenderal Li Shangfu. Foto: BBC
Singapura: Menteri Pertahanan Tiongkok Jenderal Li Shangfu mengatakan, perang dengan Amerika Serikat (AS) akan menjadi bencana yang tak tertahankan bagi dunia. Jenderal Li juga menegaskan "beberapa negara" mengintensifkan perlombaan senjata di Asia.
Pada pertemuan puncak keamanan, International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023, Jenderal Li Shangfu menegaskan dunia cukup besar untuk Tiongkok dan AS, dan kedua Negara Adidaya itu harus mencari titik temu.
“Perang Tiongkok dengan Amerika Serikat akan menjadi bencana yang tak tertahankan bagi dunia,” tegas Jenderal Li, seperti dikutip BBC, Senin 5 Juni 2023.
Sebelumnya AS menuduh manuver "tidak aman" oleh kapal perusak Tiongkok di dekat kapal perang AS di selat Taiwan.
Pada Sabtu Angkatan Laut AS mengatakan sebuah kapal perusak Tiongkok berlayar "dengan cara yang tidak aman" di dekat sebuah kapal perang Amerika saat kapal itu transit di Selat Taiwan dengan kapal-kapal Kanada.
Negeri Tirai Bambu mengkritik kedua negara karena "sengaja memprovokasi risiko". AS dan Kanada mengatakan mereka berlayar di mana hukum internasional mengizinkan.
Jenderal Li, yang menjadi menteri pertahanan pada bulan Maret, menuduh AS memiliki "mentalitas Perang Dingin" dan mengatakan ini "meningkatkan risiko keamanan".
“Tiongkok tidak akan membiarkan patroli angkatan laut oleh AS dan sekutunya menjadi dalih untuk melakukan hegemoni navigasi,” tegas Jenderal Li.
Ditanya tentang insiden di Selat Taiwan, dia mengatakan hanya negara-negara dari luar kawasan yang meningkatkan ketegangan.
Beijing telah menolak permintaan AS untuk pembicaraan militer langsung sebagai protes atas sanksi yang dijatuhkan pada Jenderal Li oleh AS pada 2018 terkait pembelian senjata dari Rusia.
Pada KTT Singapura, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegur Tiongkok karena menolak mengadakan diskusi militer.
Namun kedua jenderal itu pada akhirnya berjabat tangan dan berbicara singkat pada acara makan malam pembukaan pada Jumat, tetapi tidak ada pertukaran substantif, kata laporan.
“Nada ‘moderat’ menteri pertahanan Tiongkok menandakan bahwa pembicaraan dengan mitranya dari AS mungkin dilakukan. Tetapi Washington harus mencabut sanksi terhadapnya,” ucap Zhou Bo, seorang pensiunan perwira Tentara Pembebasan Rakyat.
Li dijatuhi sanksi pada 2018 atas akuisisi perangkat keras militer dari Rusia. Masa jabatan lima tahun sebagai menteri pertahanan dimulai awal tahun ini, tetapi sanksi mencegahnya bepergian ke AS, dan juga mempersulitnya untuk mengundang Jenderal Austin ke Tiongkok, tambah Zhou.
"Jika ada sanksi, bagaimana kita bisa berbicara? Sanksi itu sangat penting," kata Zhou, yang sekarang menjadi rekan senior di Pusat Keamanan dan Strategi Internasional Universitas Tsinghua di Beijing.
Terlepas dari pertikaian diplomatik, seorang pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS telah tiba di Beijing selama seminggu untuk pembicaraan luas.
Hubungan antara Washington dan Beijing telah tegang dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa masalah, termasuk klaim Tiongkok atas Taiwan, dan sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Seorang pejabat senior PLA, Letnan Jenderal Jing Jianfeng, mengatakan, tidak ada ruang untuk kompromi di Taiwan. Dia pun menuduh AS ikut campur di wilayah tersebut.
Keputusan Washington untuk menambah jumlah pasukan dalam penempatan bergilir di kawasan itu dapat meningkatkan risiko konfrontasi, katanya kepada wartawan di sela-sela KTT.