Likuiditas Global Siap Sasar India

JP Morgan. Foto: Unsplash.

Likuiditas Global Siap Sasar India

Arif Wicaksono • 25 September 2023 13:57

Bombay: JPMorgan Chase & Co menjadi penyedia indeks global pertama yang memasukkan India ke dalam indeks pasar negara berkembang. Hal ini bakal membuka peluang masuknya miliaran dolar AS ke India tepat pada saat pasar obligasi sedang tertekan karena tingginya jumlah pinjaman pemerintah.

"Hal ini bisa menjadi faktor pendorong untuk mendorong arus masuk asing ke India dan investor asing kemungkinan akan lebih aktif di pasar pendapatan tetap India," tulis ahli strategi Morgan Stanley yang dipimpin oleh Min Dai dalam sebuah catatan, dilansir The Business Times, Senin, 25 September 2023.

Langkah ini memperkuat aspirasi India untuk mencapai kekuatan global yang lebih besar karena India merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan memposisikan dirinya sebagai alternatif Tiongkok.

Pada saat yang sama, inklusi ini akan membuka peluang pengawasan yang lebih besar terhadap keuangan negara dari investor asing, sehingga kemungkinan besar akan meningkatkan volatilitas pasar lokal.

Inklusi dimulai secara bertahap mulai Juni 2024. India akan mencapai bobot maksimum 10 persen dalam indeks pasar negara berkembang utama JPMorgan, yang memiliki patokan sebesar USD213 miliar.

Arus masuk lebih dari USD40 miliar

Goldman Sachs Group memperkirakan arus masuk lebih dari USD40 miliar dari dana aktif dan pasif selama 18 bulan ke depan. "Pembelian tersebut akan dimuat di awal, segera dimulai, karena investor sudah bersiap untuk melakukan inklusi," tulis Goldman.

Investor asing saat ini memiliki kurang dari dua persen surat utang pemerintah. Para pejabat di masa lalu mengkhawatirkan dampak besarnya arus masuk utang, sehingga menjadikan bank-bank lokal dan reksa dana sebagai pembeli utama obligasi.

Kabar baik baik pasar valas

Kepala Ekonom di Emkay Global Financial Services Madhavi Arora menuturkan kabar ini secara struktural akan memberikan pertanda baik bagi suku bunga dan pasar valas, yang mengarah pada rendahnya biaya pinjaman bagi perekonomian dan pembuatan kebijakan fiskal yang lebih akuntabel.

Kotak Mahindra Bank memperkirakan kepemilikan asing akan meningkat menjadi 3,5-4 persen pada akhir tahun fiskal 2025, karena investor menanamkan dananya ke pasar dengan imbal hasil tinggi.

Bendahara di Bank of America India Jayesh Mehta menuturkan patokan imbal hasil obligasi 10 tahun dapat turun dari 6,9-6,95 persen selama enam hingga delapan bulan ke depan jika lingkungan global membaik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)