Ilustrasi/Medcom.id
Media Indonesia • 9 November 2023 15:45
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan cacar monyet (mpox) mencapai 35 kasus. Dia menyebut penderita cacar monyet tersebar di 3 provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
"Dari 35 kasus tersebut 2 di Bandung, 5 di Banten, dan sisanya ada di DKI Jakarta. Kita sudah melakukan promosi kesehatan agar tidak menular karena terjadi di kelompok tertentu dan menularnya melalui hubungan seksual," kata Budi di JCC,Jakarta, Kamis, 9 November 2023.
Penularan cacar monyet 90 persen terjadi di kelompok lelaki seks lelaki (LSL) atau homoskesual. Sehingga, menurut dia, edukasi informasi terkait hubungan seksual kepada kelompok tersebut harus dilakukan sedalam mungkin.
Kemudian, vaksinasi atau imunisasi sudah dilakukan, namun tidak secara terbuka. Karena penularan cacar monyet bukan seperti covid-19 yang bisa menular ke siapapun.
Penularan cacar monyet spesifik. Sehingga harus banyak mengandalkan organisasi masyarakat agar lebih efektif untuk masuk ke kelompok homoseksual.
"Kemudian obatnya sudah disiapkan. Jadi promosi kesehatan sudah diajari, kemudian vaksinasi sudah dilakukan, dan obatnya. Jadi terkena obatnya sudah ada. Dan alhamdulillah sampai sekarang belum ada wafat karena penyakit ini jadi masyarakat bisa lebih tenang," ujar dia.
Dihubungi terpisah, Ketua Satgas Mpox PB IDI Dr Hanny Nilasari mengatakan meskipun lokasi rumah tempat pasien diisolasi, namun masih bisa ditemukan virus dalam waktu 5-10 hari di permukaan bahan-bahan lembut dan lembab. Misalnya di handuk dan alas tidur pasien.
"Temuan di meja, kursi/permukaan benda yang keras ditemukan dalam waktu yang tidak lama, tapi tidak cukup data untuk mengabaikan hal ini," kata Hanny.
Ia menekankan bahwa yang perlu menjadi catatan ialah virus itu sangat sensitif terhadap lingkungan yang kering dan ultraviolet, Maka akan mudah mati.
"Anjuran kepada pasien terduga mpox selalu menggunakan masker dan baju panjang bila untuk meminimalisir kontak kulit/luka dengan benda-benda di sekitarnya," jelas dia. (M. Iqbal Al Machmudi)