WTO: Keputusan Bea Masuk Transmisi Digital ditunda Hingga 2026

Internet. Foto: Unsplash.

WTO: Keputusan Bea Masuk Transmisi Digital ditunda Hingga 2026

Arif Wicaksono • 3 March 2024 15:04

Bangkok: Moratorium bea masuk atas transmisi digital yang dilancarkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang merupakan pilar utama pengembangan internet selama beberapa dekade, akan ditunda hingga 2026.

Pertemuan tingkat menteri WTO yang ke-13 pada saat-saat terakhirnya menghasilkan kesepakatan di Abu Dhabi untuk memperpanjang moratorium hingga pertemuan tingkat menteri berikutnya dalam dua tahun kedepan.
 

baca juga:

Penetrasi Kecerdasan Buatan Tuntut Karyawan Kembangkan Skill



 “Beberapa negara mungkin menganggap ini sebagai peluang untuk mulai bekerja dalam membangun sistem tarif yang akan diterapkan pada 2026,” kata seorang sumber dikutip Channel News Asia, Minggu, 3 Maret 2024.

Hanya sedikit pakar perdagangan yang mengetahui seperti apa penerapan tarif digital dalam praktiknya, karena moratorium tersebut diluncurkan pada 1998 untuk mendorong pertumbuhan internet yang masih baru dan telah diperbarui secara berkala sejak saat itu.

Kini, dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Microsoft yang meraup pendapatan ratusan miliar dolar, semakin banyak negara yang menginginkan bagian dari kekayaan tersebut dan bea tarif menawarkan jalan keluar yang potensial.

pengenaan bea masuk barang digital

Sejauh ini, hanya Indonesia yang memiliki peraturan yang memperbolehkan pengenaan bea masuk atas barang-barang digital, yang digambarkan sebagai perangkat lunak, data elektronik, dan transmisi multimedia yang dikirimkan melalui transmisi elektronik.

Saat ini, tarif Indonesia untuk transmisi tersebut adalah nol, sejalan dengan moratorium. Namun Indonesia mengatakan dalam pernyataan WTO bahwa seiring dengan semakin banyaknya impor yang beralih ke pengiriman digital, seperti film, video game, dan musik, negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang kehilangan pendapatan tarif sebesar USD56 miliar antara tahun 2017 dan 2020.

Indonesia menambahkan bea masuk digital akan membantu pengembang perangkat lunak lokal dan penyedia konten bersaing lebih baik dengan raksasa teknologi global.

melemahkan peran WTO

Wakil Presiden Kebijakan Perdagangan Global di Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional, sebuah kelompok yang mewakili perusahaan-perusahaan besar AS, Tiffany Smith menuturkan sangat lega melihat moratorium ini bertahan.

 “Keterbatasan yang tidak ada habisnya dalam moratorium menghalangi kemampuan untuk membuat kemajuan dalam agenda yang lebih luas jika ada isu-isu penting dan melemahkan kelangsungan WTO sebagai forum yang berguna bagi para menteri perdagangan,” jelas Smith.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)