Tiongkok Sebut Hubungan dengan Filipina di Persimpangan Jalan atas Laut China Selatan

Kapal penjaga pantai Tiongkok berada di dekat nelayan Filipina di Laut China Selatan. (EPA-EFE)

Tiongkok Sebut Hubungan dengan Filipina di Persimpangan Jalan atas Laut China Selatan

Willy Haryono • 9 September 2024 10:43

Beijing: Tiongkok meminta Filipina untuk "mempertimbangkan secara serius masa depan" hubungan yang saat ini berada di “persimpangan jalan.” Pernyataan ini diterbitkan oleh People's Daily, surat kabar Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa pada Senin, 9 September 2024, di tengah ketegangan atas Laut China Selatan.

Filipina dan Tiongkok saling menuduh telah sengaja menabrakkan kapal penjaga pantai di Laut China Selatan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk bentrokan hebat di bulan Juni yang menyebabkan seorang pelaut Filipina kehilangan jarinya.

Insiden tersebut telah membayangi upaya kedua negara untuk membangun kembali kepercayaan dan mengelola konfrontasi dengan lebih baik, termasuk menyiapkan jalur komunikasi baru untuk meningkatkan penanganan sengketa maritim.

"Hubungan Tiongkok-Filipina berada di persimpangan jalan, menghadapi pilihan jalan mana yang harus ditempuh," kata komentar tersebut.

"Dialog dan konsultasi adalah jalan yang benar, karena tidak ada jalan keluar dari konflik melalui konfrontasi,” sambungnya, melansir dari The Straits Times.

Manila "harus mempertimbangkan dengan serius masa depan hubungan Tiongkok-Filipina dan bekerja sama dengan Tiongkok untuk mendorong hubungan bilateral kembali ke jalurnya,” tambah komentar tersebut, yang diterbitkan dengan nama pena Zhong Sheng atau Suara Tiongkok.

Nama Zhong Sheng sering digunakan untuk menyampaikan pandangan surat kabar People’s Daily tentang isu-isu kebijakan luar negeri.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk bagian yang diklaim oleh Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Sebagian jalur perairan tersebut, yang dilalui perdagangan senilai USD3 triliun setiap tahunnya, diyakini kaya akan endapan minyak dan gas alam, serta stok ikan.

Pengadilan Arbitrase Tetap pada tahun 2016 menyatakan klaim luas Tiongkok tidak memiliki dasar hukum, sebuah putusan yang ditolak Beijing.

Pada bulan Juni, Amerika Serikat (AS) menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Filipina, setelah Manila menuduh Tiongkok melakukan "tindakan yang disengaja" untuk menghentikan pasokan ulang pasukan Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal yang disengketakan.

Baca juga:  China dan Filipina Saling Tuduh atas Tabrakan Kapal di Laut China Selatan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)