Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertemu petinggi Hamas Ismail Haniyeh. Foto: Facebook Anwar Ibrahim
Medcom • 16 May 2024 18:51
Kuala Lumpur: Menteri Komunikasi Malaysia menyatakan kemarahannya dan menuntut Platform Meta menjelaskan alasan mereka menghapus unggahan Facebook oleh media lokal yang meliput pertemuan perdana menteri minggu ini dengan seorang pemimpin Hamas.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim bertemu Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar pada Selasa, 14 Mei 2023. Ia mengatakan memiliki hubungan baik dengan para pemimpin politik Hamas, tetapi tidak terlibat dalam aparat militernya.
Negara dengan mayoritas penduduknya Muslim, Malaysia merupakan pendukung vokal perjuangan Palestina telah mengirimkan surat yang meminta Meta menjelaskan untuk penghapusan unggahan dua organisasi media tentang pertemuan Anwar dan menutup akun Facebook outlet ketiga yang meliput isu-isu Palestina.
“Saya mengutuk tindakan Meta yang menghapus unggahan tersebut, terutama terkait dengan kunjungan resmi Perdana Menteri ke Qatar,” ujar Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil juga sebagai juru bicara pemerintah, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 16 Mei 2024.
“Yang saya sesali adalah tindakan ini diambil oleh sebuah organisasi yang berbasis di Amerika Serikat, dan jelas bahwa mereka tidak menghormati kebebasan media dalam menggunakan platform mereka,” sambungnya.
Sementara itu, Meta tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai kekhawatiran Malaysia.
Bulan Oktober lalu, Fahmi memperingatkan bahwa tindakan tegas dapat diambil terhadap Meta dan TikTok apabila mereka memblokir konten pro-Palestina di platform mereka.
Malaysia telah lama menganjurkan solusi dua negara untuk konflik antara Israel dan Palestina.
Saat itu, Meta mengatakan pihaknya tidak sengaja menekan suara-suara di platform Facebook-nya dan menambahkan tidak ada kebenaran atas klaim bahwa mereka membatasi konten yang mendukung Palestina.
Meta menunjuk Hamas, gerakan Palestina yang memerintah di Gaza sebagai organisasi berbahaya dan melarang konten yang memuji kelompok tersebut.
Hal ini juga menggunakan gabungan deteksi otomatis dan peninjauan manusia untuk menghapus atau memberi label visual grafis. (Theresia Vania Somawidjaja)