Korea Utara terus melakukan uji coba rudal sepanjang 2024. (EPA)
Willy Haryono • 11 May 2024 18:40
Pyongyang: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi uji coba penembakan sistem peluncuran roket ganda terbaru yang rencananya akan dimasukkan ke dalam pasukannya mulai tahun ini, ;apor media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Sabtu, 11 Mei 2024. Uji coba ini merupakan bagian dari langkah Korea Utara untuk meningkatkan jajaran senjata yang bisa ditujukan ke arah pusat populasi negara tetangganya, Korea Selatan.
KCNA melaporkan bahwa uji coba pada Jumat kemarin tersebut telah mengonfirmasi "keuntungan dan kekuatan destruktif" dari peluncur roket ganda 240 milimeter dan peluru kendalinya. Sistem tersebut, lanjut KCNA, yang telah diuji Korea Utara dua kali tahun ini, akan dikerahkan ke unit-unit tempur mulai 2024 hingga 2026 untuk menggantikan senjata-senjata lama.
Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir telah mempertahankan kecepatan pengujian senjata seiring perluasan kemampuan militernya. Di waktu bersamaan, diplomasi dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan masih terhenti.
Para ahli mengatakan tujuan Kim Jong-un adalah menekan Amerika Serikat agar menerima gagasan Korea Utara sebagai negara dengan kekuatan nuklir dan menegosiasikan konsesi ekonomi serta keamanan dari posisi yang kuat.
Pyongyang telah fokus pada sistem artileri dalam beberapa pekan terakhir. Kegiatan pengujiannya termasuk peluncuran salvo peluncur roket ganda 600 mm pada bulan April yang digambarkan media pemerintah sebagai simulasi serangan balik nuklir terhadap sasaran musuh.
Tahun ini, Korea Utara juga melakukan berbagai uji coba rudal jelajah dan uji terbang apa yang disebutnya sebagai rudal jarak menengah berbahan bakar padat dengan kemampuan hulu ledak hipersonik. Para ahli mengatakan rudal ini dirancang mencapai sasaran-sasaran terpencil AS di Pasifik, termasuk pusat militer Guam.
Setelah uji coba pada hari Jumat, Kim Jong-un mengeluarkan instruksi untuk memaksimalkan produksi peluncur roket ganda 240 mm dan peluru kendalinya, yang menurutnya akan membawa "perubahan signifikan" pada kemampuan tempur pasukannya.
Meski sistem artileri Korea Utara dirancang untuk menargetkan wilayah ibu kota Korea Selatan, yang merupakan rumah bagi setengah dari total 51 juta penduduk negara tersebut, para pejabat militer Korea Selatan juga mencurigai uji coba terbaru yang dilakukan Korea Utara bertujuan menguji senjata yang rencananya akan diekspor ke Rusia.
Para pejabat AS dan Korea Selatan menuduh Korea Utara menyediakan peluru artileri, rudal dan peralatan militer lainnya ke Rusia untuk membantu memperluas peperangan di Ukraina.
Kim Jong-un dalam beberapa bulan terakhir telah berusaha meningkatkan visibilitas hubungannya dengan Moskow dan Beijing, ketika ia mencoba keluar dari isolasi diplomatik dan memasukkan dirinya ke dalam front persatuan melawan Washington.
Baca juga: Kritikan Keras Korut ke AS Usai Pasok Rudal ke Ukraina