Sekelompok jurnalis menyaksikan livestreaming di Sagamihara, Jepang, terkait proses pendaratan pesawat antariksa Slim milik Jepang di permukaan bulan, 20 Januari 2024. (AP)
Willy Haryono • 20 January 2024 20:39
Tokyo: Jepang berhasil mendaratkan sebuah pesawat antariksa bernama Pendarat Cerdas untuk Investigasi Bulan (Slim) di permukaan bulan pada Sabtu, 20 Januari 2024. Peristiwa ini menjadikan Jepang negara kelima di dunia yang berhasil mendaratkan pesawat antariksa di bulan.
Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (Jaxa) mengatakan Pendarat Cerdas untuk Investigasi Bulan (Slim) telah mendarat di permukaan bulan sekitar pukul 00.20 waktu setempat, namun panel suryanya tidak mampu menghasilkan listrik, yang diduga karena posisi sudut penempatannya keliru.
Jaxa memprioritaskan transfer data Slim ke Bumi karena alat tersebut kini hanya mengandalkan baterai, yang dapat bertahan selama "beberapa jam" meski ada "perawatan yang dapat menopang kehidupan" seperti mematikan pemanasnya, kata Hitoshi Kuninaka, Kepala Pusat Penelitian Jaxa.
Saat ini Jaxa akan mempertahankan status quo ketimbang mengambil tindakan berisiko, dan berharap perubahan sudut sinar matahari akan berdampak pada panel sehingga dapat mengembalikan fungsi kelistrikannya.
"Dibutuhkan waktu 30 hari bagi sudut matahari untuk berubah di Bulan," kata Kuninaka. "Jadi, ketika arah matahari berubah, dan cahaya bersinar dari arah yang berbeda, cahaya tersebut bisa saja mengenai panel surya," sambungnya, seperti dikutip dari Asiaone.
Sinyal dari Slim hilang, menurut data dari Deep Space Network NASA. Belum jelas apakah hilangnya sinyal itu bersifat sementara atau merupakan tindakan penghematan daya oleh Jepang.
Dijuluki "penembak jitu bulan," Slim berusaha mendarat dalam jarak 100 meter dari targetnya, dibandingkan dengan teknologi konvensional yang biasanya berbeda beberapa kilometer. Teknologi ini disebut Jaxa akan menjadi alat ampuh dalam eksplorasi kutub bulan yang berbukit-bukit di masa mendatang.
"Melihat data jejaknya, Slim pasti berhasil mendarat dengan akurasi 100 meter," tutur Kuninaka, seraya menambahkan bahwa diperlukan waktu sekitar satu bulan untuk dapat memverifikasinya.