Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Sebuah unit pialang milik negara China Galaxy Securities (CGS) berencana untuk memperluas tim perbankan investasinya di Asia Tenggara menjadi 50 orang pada tahun depan dari sebelumnya 30 orang.
"CGS International Securities juga sedang dalam proses mendapatkan izin untuk membantu mengelola penawaran umum perdana (IPO) di Malaysia," kata Kepala Grup Perbankan Investasi CGS Jason Saw, dilansir
Channel News Asia, Selasa, 16 Juli 2024.
CGS Internasional yang berkantor pusat di Singapura selama satu hingga setengah tahun terakhir telah memperoleh izin usaha perbankan investasi di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Orang-orang baru yang kami rekrut sebenarnya lebih untuk membangun hubungan ASEAN-Tiongkok guna melayani perusahaan Tiongkok untuk masuk ke Asia Tenggara,” tambahnya.
Saw mengatakan dengan memanfaatkan perusahaan induknya, CGS dan China Investment Corp, CGS International menargetkan kesepakatan seputar hubungan Tiongkok-Asia Tenggara, pencatatan ganda
(dual listing), dan kesepakatan pasar menengah senilai USD149 juta) hingga USD744 juta di Asia Tenggara.
CGS International, yang induk perusahaannya, CGS, merupakan anak perusahaan dari dana kekayaan negara China Investment Corp, melihat peningkatan minat dari investor dan dana strategis Tiongkok yang ingin berinvestasi ke Asia Tenggara untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi.
Lemahnya ekonomi Tiongkok dan Hong Kong
Lemahnya pasar modal dan aktivitas pembuatan kesepakatan di Tiongkok daratan dan Hong Kong akibat perlambatan perekonomian Tiongkok dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah mendorong beberapa kelompok jasa keuangan Tiongkok untuk berekspansi ke Asia Tenggara.
Nilai total kesepakatan di Tiongkok turun 25 persen pada paruh pertama tahun ini menjadi USD108 miliar, terendah sejak periode yang sama pada 2012, data LSEG menunjukkan, sementara aktivitas merger dan akuisisi secara global meningkat 16 persen.
Kemungkinan besar tren ini tidak akan berubah dalam waktu dekat, dengan data resmi pada hari Senin yang menunjukkan perekonomian Tiongkok mencatat pertumbuhan sebesar 4,7 persen pada kuartal kedua, yang berada di bawah ekspektasi sebesar 5,1 persen dan target Beijing yang lebih luas yaitu sekitar lima persen.
Sebaliknya, investasi keluar Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara meningkat 27 persen pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan dari Universitas Griffith, dengan Indonesia sebagai penerima terbesar.
China International Capital Corp mengatakan awal bulan ini pihaknya berencana membuka kantor di Indonesia dan Malaysia. CGS International sudah memiliki izin manajemen aset di Singapura, Malaysia dan Thailand, menurut Saw, dan perusahaan tersebut tertarik untuk berinvestasi di Vietnam.