Sejumlah aktivis di Dhaka memprotes pemilu Bangladesh 2024 yang dinilai berlangsung tidak adil. (AP)
Willy Haryono • 9 January 2024 18:41
Washington: Amerika Serikat (AS) dan PBB menyesalkan adanya elemen kekerasan dan kejanggalan dalam pemilihan umum di Bangladesh pekan lalu. Menurut keduanya, pemilu kali ini berlangsung tidak adil, di mana salah satunya karena absennya partisipasi partai oposisi.
Dalam sebuah pernyataan pers, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington masih prihatin dengan penangkapan ribuan anggota oposisi politik dan laporan penyimpangan di hari pemilu Bangladesh.
"Amerika Serikat memiliki pandangan yang sama dengan para pengamat lain bahwa pemilu ini tidak bebas atau adil, dan kami menyayangkan tidak semua pihak ikut berpartisipasi," kata Kemenlu AS, seperti dikutip dari The Telegraph Online, Selasa, 9 Januari 2024.
Meski Liga Awami pimpinan PM Hasina memenangkan mayoritas kursi dalam pemilu parlemen pada 7 Januari lalu, Kemenlu AS mengatakan bahwa Washington mengutuk kekerasan yang terjadi selama pemilu dan bulan-bulan menjelang pemungutan suara.
"Kami mendorong Pemerintah Bangladesh untuk menyelidiki laporan kekerasan secara kredibel dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya. Kami juga mendesak semua partai politik untuk menolak kekerasan," ungkap Kemenlu AS.
Pihak kementerian menambahkan bahwa AS mendukung rakyat Bangladesh dan aspirasi mereka terhadap demokrasi, kebebasan berkumpul secara damai, dan kebebasan berekspresi.
"Ke depan, Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Bangladesh guna memajukan visi bersama kami untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, untuk mendukung hak asasi manusia dan masyarakat sipil di Bangladesh, dan untuk memperdalam hubungan antar masyarakat dan ekonomi kita," ucapnya.