Pengertian Bisnis Model Canvas dan Pencetusnya, Tools Wajib bagi Entrepreneur!

Ilustrasi. Foto: dok Sahabat Pegadaian.

Pengertian Bisnis Model Canvas dan Pencetusnya, Tools Wajib bagi Entrepreneur!

Husen Miftahudin • 14 September 2025 13:45

Jakarta: Bagi pelaku usaha, Business Model Canvas (BMC) telah menjadi alat strategis untuk merancang dan mengembangkan bisnis secara visual dan terstruktur. Diciptakan oleh Alexander Osterwalder dan dikembangkan bersama Yves Pigneur, BMC membantu memetakan sembilan elemen kunci bisnis dalam satu canvas. Berikut penjelasan lengkapnya dilansir dari laman Ruang Kerja, Ide, dan Binus.

BMC merupakan kerangka kerja visual yang menggambarkan model bisnis melalui sembilan blok komponen yang saling berkaitan. Alat ini pertama kali dipopulerkan Osterwalder dalam buku Business Model Generation pada 2010 dan kini digunakan luas, mulai dari startup hingga perusahaan global.
 

Sejarah dan pencetus


Konsep BMC lahir dari penelitian Osterwalder dalam disertasi doktoralnya pada 2005. Bersama Pigneur, ia mengembangkan framework yang terinspirasi dari kebutuhan alat praktis untuk menguji sekaligus berinovasi dalam model bisnis.

Buku Business Model Generation kemudian terjual jutaan eksemplar dan diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa, menjadikan BMC populer di kalangan entrepreneur dunia.
 
Baca juga: Penerapan Prinsip GRC Tingkatkan Efisiensi Bisnis
 

Komponen BMC

  1. Segmen pelanggan
  2. Proposisi nilai
  3. Saluran distribusi
  4. Hubungan pelanggan
  5. Aliran pendapatan
  6. Aktivitas utama
  7. Sumber daya utama
  8. Kemitraan strategis
  9. Struktur biaya


(Model Business Model Canvas/BMC. Foto: dok Sahabat Pegadaian)
 

Manfaat dan kekurangan


BMC memiliki sejumlah manfaat, antara lain sederhana sehingga mudah dipahami pemula, bersifat visual sehingga mendukung presentasi dan kolaborasi tim, fleksibel menyesuaikan perubahan bisnis, serta efisien dalam menghemat waktu dan biaya perencanaan.

Namun, BMC juga memiliki kekurangan, seperti terlalu sederhana untuk bisnis yang kompleks dan tidak mencakup faktor eksternal seperti regulasi maupun persaingan.

Untuk memaksimalkan penggunaannya, BMC sebaiknya disusun secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh tim. Data riil dari riset pasar dan proyeksi keuangan perlu digunakan sebagai dasar, lalu diuji melalui produk minimum (minimum viable product). Model bisnis yang telah dibuat pun perlu ditinjau secara berkala sesuai dinamika pasar.

Hingga kini, BMC tetap menjadi alat relevan bagi entrepreneur untuk memvalidasi ide bisnis, mengoptimalkan strategi, dan mencapai product-market fit. Dengan satu canvas, pelaku usaha dapat melihat gambaran utuh bisnis mereka secara menyeluruh, sederhana, dan terstruktur. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)