Domus Sanctae Marthae, tempat tinggal Paus Fransiskus. Foto: Vatican News
Vatikan: Dunia Katolik tengah berduka atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik asal Amerika Latin, yang meninggal pada usia 88 tahun setelah mengalami penurunan kondisi kesehatan dalam beberapa bulan terakhir. Dalam penampilan publik terakhirnya di Hari Raya Paskah, ia masih sempat menyapa umat dari kursi roda di Lapangan Santo Petrus.
Seiring proses pemakaman dan masa duka resmi yang berlangsung di Vatikan, Gereja Katolik kini bersiap untuk menyambut pemimpin baru.
Melansir dari Daily Express, Selasa 22 April 2025, sebelum Konklaf dilaksanakan untuk memilih paus pengganti, terdapat lima prosedur penting yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Apartemen pribadi langsung disegel
Langkah pertama yang diambil setelah seorang paus meninggal adalah menyegel kediaman pribadinya. Meskipun berlokasi di kawasan aman dalam Kota Vatikan, langkah ini tetap dilakukan untuk mencegah potensi penjarahan atau akses tanpa izin. Tradisi ini juga dilakukan saat Paus Benediktus XVI mengundurkan diri pada 2013.
Tugas tersebut menjadi tanggung jawab Camerlengo atau pejabat sementara Tahta Suci, yang saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell. Ia akan menutup pintu dengan pita merah dan menyegelnya menggunakan lilin panas yang kemudian diberi cap resmi. Penyegelan ini menjadi simbol berakhirnya otoritas kepausan yang bersangkutan.
Berbeda dari pendahulunya yang memilih tinggal di Istana Apostolik, Paus Fransiskus menetap di rumah tamu Domus Sanctae Marthae. Keputusan ini mencerminkan prinsip hidup sederhana yang dipegang teguhnya sejak awal masa pontifikat pada 2013.
Cincin kepausan dihancurkan
Tindakan berikutnya adalah penghancuran cincin resmi Paus atau Ring of the Fisherman, sebagai penanda berakhirnya kuasa kepausan. Cincin ini biasanya terbuat dari emas dan diukir dengan gambar Santo Petrus, namun Paus Fransiskus memilih versi berlapis perak.
Setelah dilepaskan dari tangan kanan mendiang Paus, cincin ini dihancurkan oleh Camerlengo di hadapan para kardinal menggunakan alat khusus. Proses ini memastikan bahwa tidak ada dokumen yang dapat disahkan atas nama Paus setelah ia wafat. Saat Paus Benediktus XVI mengundurkan diri, cincinnya tidak dihancurkan melainkan diberi ukiran salib sebagai simbol berakhirnya masa kepemimpinannya.
Selain itu, Camerlengo juga bertugas menyampaikan kabar duka kepada Kardinal Vikar untuk Keuskupan Roma, yang kemudian meneruskan informasi tersebut kepada publik dan dunia internasional.
Wasiat pribadi diamankan
Camerlengo bertanggung jawab atas penyimpanan dokumen wasiat Paus. Walau secara tradisional isinya diumumkan oleh Camerlengo, kini hal itu dilakukan oleh para kardinal dalam pertemuan resmi pertama menjelang konklaf. Hingga saat itu tiba, dokumen tersebut tetap berada di bawah pengawasan ketat pejabat Vatikan tersebut.
Sebagai informasi, meskipun memiliki hak untuk menerima gaji bulanan yang ditaksir mencapai Rp600 juta per bulan, Paus Fransiskus menolaknya. Ia memilih agar dana tersebut dikembalikan untuk kepentingan amal, yayasan Gereja, atau disalurkan kepada keluarga yang membutuhkan.
Meski menolak gaji, kekayaan bersih Paus Fransiskus diperkirakan mencapai £12 juta atau sekitar Rp240 miliar, yang meliputi kendaraan, apartemen, dan perlengkapan resmi kepausan yang melekat pada jabatannya.
Pemakaman dan masa duka resmi
Hukum kanonik menetapkan masa duka selama sembilan hari setelah wafatnya seorang paus, dengan pemakaman biasanya berlangsung antara hari keempat hingga hari keenam. Jika tidak ada kondisi luar biasa, jenazah Paus Fransiskus diperkirakan akan dimakamkan antara 24 hingga 27 April 2025.
Selaras dengan gaya hidupnya yang bersahaja, Paus Fransiskus telah meminta agar prosesi pemakamannya disederhanakan. Ia menolak peti jenazah bertingkat tiga seperti tradisi sebelumnya, dan memilih untuk dikebumikan dalam peti kayu sederhana yang dilapisi seng.
Ia juga mengungkapkan keinginan untuk tidak dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus, melainkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Distrik Esquilino, Roma—sebuah tempat yang sering ia kunjungi untuk berdoa semasa hidupnya.
Konklaf hanya dimulai setelah pemakaman
Pemilihan paus baru atau Konklaf tidak dapat dimulai sebelum jenazah dimakamkan. Sebanyak 252 kardinal dari seluruh dunia akan dipanggil ke Roma untuk menghadiri pemakaman dan mengikuti tahapan pemilihan, meski hanya 120 di antaranya yang memenuhi syarat usia (di bawah 80 tahun) untuk memberikan suara.
Dari jumlah tersebut, 140 kardinal saat ini tergolong memenuhi syarat usia, sehingga 20 orang dengan masa penugasan paling muda harus mengundurkan diri dari proses pemilihan.
Dalam proses Konklaf yang berlangsung secara tertutup di Kapel Sistina, para kardinal akan menggelar dua sesi pemungutan suara setiap hari. Kertas suara yang digunakan akan dibakar di tungku khusus, dengan asap berwarna hitam menandakan belum tercapainya suara mayoritas, dan asap putih sebagai simbol terpilihnya paus baru.
Setelah suara mayoritas tercapai, paus terpilih akan diminta menyatakan nama kepausan pilihannya sebelum tampil di balkon Basilika Santo Petrus untuk pertama kalinya sebagai pemimpin baru Gereja Katolik sedunia.
(Muhammad Reyhansyah)