Santri dan Pesantren Episentrum Gerakan Perwakafan Nasional

Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersama Pondok Pesantren Cipasung dan Yayasan Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung menggelar Waqf Goes to Pesantren (WGTP). Dok. BWI

Santri dan Pesantren Episentrum Gerakan Perwakafan Nasional

Achmad Zulfikar Fazli • 28 May 2025 17:36

Tasikmalaya: Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersama Pondok Pesantren Cipasung dan Yayasan Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung menggelar Waqf Goes to Pesantren (WGTP). Wakil Ketua BWI, KH Tatang Astarudin, mengungkapkan kegiatan ini dilakukan untuk mengulang kesuksesan pemberian masyarakat pada sekitar 1980-an yang melibatkan pesantren-pesantren. 

"Wakaf ini potensi besar dan pesantren adalah salah satu episentrum gerakan perwakafan nasional," kata Tatang pada acara WGTP bertema Menggerakkan Wakaf Uang Untuk Kemajuan dan Kemandirian Pesantren di Pondok Pesantren Cipasung, Rabu, 28 Mei 2025.

Menurut dia, menggerakkan pesantren sebuah langkah strategis untuk menggerakkan kembali daerah, terutama berkaitan dengan fundraising perwakafan. Sebab, pesantren adalah tempatnya untuk berwakaf.

Melalui kegiatan WGTP, Tatang berharap dapat semakin menguatkan dan menyadarkan gerakan wakaf yang potensinya besar di pesantren. Dia mengungkapkan di Indonesia ada sekitar 42 ribu pesantren, bahkan jumlahnya lebih.

Artinya, kata dia, pesantren memiliki potensi wakaf yang besar. Selain itu, ada 8 juta santri di seluruh Indonesia dan alumni pesantren yang jumlahnya sangat banyak.

"Sebut saja sebanyak satu juta santri atau alumni pesantren berwakaf Rp1 juta dalam sebulan, maka bisa sampai Rp1 triliun per bulan, dalam setahun Rp 12 triliun," ujar Tatang.

Melihat potensi tersebut, dia mengatakan BWI bertugas memberikan perhatian untuk bagaimana menggerakkan potensi wakaf di pesantren. Serta, melakukan penyadaran dan membangkitkan gerakan wakaf. 

"Karena konsep wakaf di pesantren sudah selesai tinggal hari ini gerakannya infrastrukturnya sistemnya yang memudahkan pesantren melakukan gerakan wakaf," ujar dia.
 

Baca Juga: 

Pemerintah Targetkan 73 Ribu Sertifikat Tanah Wakaf Rampung pada 2025


Ketua Yayasan Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung, KH Acep Adang Ruhiat, menyambut baik gagasan kegiatan WGTP. Selama ini pesantren melalui para santrinya hanya berbagi ilmu kepada masyarakat. 

Dia menegaskan saatnya para santri berbagi dalam bentuk yang lebih nyata, yaitu dengan wakaf uang. Dia berharap bisa menghimpun dana wakaf uang dari santri-santri.

"Tidak kurang dari 12.000 santri dan mahasiswa yang ada di lembaga yang kami urus, belum lagi dari para alumni, misalnya ada keinginan dari mereka ada kesepakatan dari mereka untuk berbagi dengan masyarakat (lewat wakaf uang) dalam hal ini dihimpun oleh pondok pesantren akan menjadi lebih bermanfaat untuk masyarakat ke depan," kata Acep.

Dia menegaskan santri tidak hanya berbagi keilmuan kepada masyarakat, tapi ke depan berbagi masalah keuangan. Dengan wakaf, kata dia, uang bisa dibudidayakan dalam berbagai investasi dan berbagai aspek. Misalnya investasi di bidang pertanian, UMKM, koperasi, dan lain sebagainya. 

"Wakaf dari pesantren untuk pesantren, dari santri untuk santri juga pemanfaatannya untuk masyarakat umum," ujar dia. 

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya, Dudu Rohman, mengapresiasi kegiatan Waqf Goes to Pesantren. Melalui kegiatan WGTP, masyarakat dapat mengetahui potensi wakaf uang.

"Kami tentunya di Kementerian Agama karena ibadah itu harus dipaksa tentunya kami akan melakukan sosialisasi kepada ASN di lingkungan Kementerian Agama, minimal 10.000 saja dari jumlah ASN di Kementerian Agama ini bisa menjadi penggerak bagi wakaf uang," kata Dudu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)