Perubahan Global Dorong Kemampuan Agility dalam Manajemen Proyek di Indonesia

Pelatihan manajemen proyek untuk kalangan profesional oleh Dcolearning yang digelar di Jakarta pada 18–22 Agustus 2025.

Perubahan Global Dorong Kemampuan Agility dalam Manajemen Proyek di Indonesia

Whisnu Mardiansyah • 20 August 2025 02:18

Jakarta: Pelatihan manajemen proyek di Indonesia kini menekankan kemampuan agility, adaptasi,  fleksibilitas dan ketangguhan di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini. Hal ini menjadi fokus utama bagi pelatihan manajemen proyek untuk kalangan profesional oleh Dcolearning yang digelar di Jakarta pada 18–22 Agustus 2025. 

Mengacu pada standar internasional dari Project Management Institute (PMI) dan difasilitasi oleh salah satu Authorized Training Partner (ATP) PMI di Indonesia, kegiatan ini menekankan pentingnya enterprise agility atau kelincahan sebagai kunci membangun organisasi yang tidak hanya tahan terhadap guncangan, tetapi juga mampu berkembang di tengah perubahan.

Konsep enterprise agility yang diperkenalkan PMI menempatkan organisasi pada posisi “anti-fragile”, atau tahan banting tidak sekadar bertahan saat menghadapi krisis, tetapi memanfaatkan setiap tantangan untuk tumbuh. Pendekatan ini menuntut keterampilan manajemen proyek yang tidak kaku, melainkan adaptif, mampu menghubungkan setiap proyek dengan tujuan strategis organisasi, dan responsif terhadap dinamika global yang terjadi.

Dalam konteks Indonesia, di mana perubahan kebijakan, perkembangan teknologi, dan fluktuasi ekonomi global dapat memengaruhi arah organisasi dalam waktu singkat, kompetensi kelincahan ini menjadi semakin relevan. Peserta pelatihan kali ini berasal dari beragam sektor, termasuk perwakilan perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis, serta instansi pemerintah pusat.
 

Baca: Pramono Klaim 1.450 Tenaga Kerja Sudah Terserap Lewat Job Fest

Keberagaman ini menciptakan ruang pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang memperkaya diskusi, dari tantangan birokrasi di sektor publik hingga praktik efisiensi di dunia korporasi. Meski latar belakang berbeda, seluruh peserta memiliki kesamaan kebutuhan: menguasai metodologi manajemen proyek yang mampu menjawab tuntutan zaman.

Selama lima hari, para peserta mempelajari kerangka kerja manajemen proyek berdasarkan Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), dengan penekanan pada keterkaitan antara pengelolaan proyek dan pencapaian tujuan strategis organisasi. 

Business Manager Dcolearning Accoladia Group Frisca Panjaitan, menjelaskan penguasaan metodologi saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan proyek. “Di tengah percepatan perubahan global, seorang project manager harus mampu berpikir strategis, mengantisipasi risiko, dan menyesuaikan pendekatan kerja sesuai situasi. Inilah inti dari organisasi yang agile, mampu beradaptasi tanpa kehilangan arah,” ujar Frisca.

Pendekatan yang menekankan agility dan hybrid memberikan kerangka kerja yang fleksibel, memungkinkan penyesuaian cepat terhadap perubahan prioritas atau tantangan tak terduga. Dengan kondisi dunia kerja yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perkembangan kecerdasan buatan (AI), ketegangan geopolitik, dan perubahan pasar, kemampuan ini menjadi salah satu pembeda utama antara organisasi yang stagnan dan yang mampu berkembang.

Bagi peserta dari sektor publik, pemahaman ini menjadi penting untuk meningkatkan efektivitas program pemerintah dan memastikan setiap proyek memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Sementara itu, bagi sektor swasta, metodologi ini dapat meningkatkan daya saing dan mendorong inovasi yang berkelanjutan. Kesadaran akan pentingnya manajemen proyek yang terhubung langsung dengan tujuan strategis organisasi menjadi salah satu hasil utama yang diharapkan dari kegiatan ini.

Meski pelatihan ini tidak secara khusus membahas topik AI, keterampilan beradaptasi dengan perkembangan teknologi menjadi bagian dari pesan yang dibawa. Sejalan dengan tren global, AI semakin memengaruhi cara proyek direncanakan dan dijalankan, mulai dari otomatisasi tugas administratif hingga analisis risiko. Dalam konteks enterprise agility, teknologi ini dapat menjadi katalis untuk mempercepat pencapaian tujuan proyek jika dimanfaatkan secara tepat.

Dengan latar belakang peserta yang beragam, pelatihan ini diharapkan menjadi awal dari jejaring profesional yang dapat saling mendukung dalam penerapan praktik yang baik dalam manajemen proyek di sektor masing-masing. Keberlanjutan dari pembelajaran ini bergantung pada bagaimana peserta mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh untuk mendorong perubahan positif di organisasinya.

Kegiatan ini menegaskan peran manajemen proyek sebagai salah satu pilar penting dalam membangun ketangguhan organisasi di Indonesia. Di tengah lingkungan yang penuh ketidakpastian, keterampilan ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis. 

“Setiap proyek adalah kesempatan untuk menciptakan nilai, dan setiap project manager adalah agen perubahan. Dengan menguasai prinsip-prinsip agile, kita tidak hanya mengelola risiko, tetapi juga memanfaatkan peluang yang muncul dari setiap tantangan.”, pungkas Frisca.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)