Presiden Tanzania Menang Pemilu di Tengah Kerusuhan dan Tuduhan Kecurangan

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan. (Anadolu Agency)

Presiden Tanzania Menang Pemilu di Tengah Kerusuhan dan Tuduhan Kecurangan

Willy Haryono • 2 November 2025 09:44

Dodoma: Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan diumumkan sebagai pemenang pemilihan presiden pada Sabtu kemarin, di tengah gejolak politik yang melanda negara Afrika tersebut akibat pencalonannya dan pengecualian terhadap sejumlah rival utamanya.

Menurut komisi pemilihan umum Tanzania, Samia (65) meraih 31,9 juta suara, atau 97,66% dari total suara dalam pemungutan suara hari Rabu yang diikuti 17 partai.

Mengutip dari UPI, Minggu, 2 November 2025, tingkat partisipasi pemilih Tanzania mencapai 87% dari 37,6 juta pemilih terdaftar, jauh lebih tinggi dibandingkan 50% pada pemilu 2020.

Tanzania, negara berpenduduk 71 juta jiwa di Afrika Timur, berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah timur dan terletak di selatan garis khatulistiwa.

“Kami berterima kasih kepada aparat keamanan karena memastikan kekerasan tidak menghentikan proses pemungutan suara,” ujar Samia dalam pidato kemenangan di Dodoma, ibu kota Tanzania.

“Insiden-insiden itu sama sekali tidak mencerminkan semangat patriotik,” sambungnya.

Samia, yang menjabat sejak 2021 sebagai presiden perempuan pertama Tanzania, menyebut pemilu kali ini “bebas dan demokratis.” Namun, menurut laporan The New York Times, pengamat pemilu dan anggota Parlemen Eropa menilai pemilihan tersebut penuh dengan kejanggalan dan pelanggaran prosedur.

Dua pesaing utama Samia dilarang ikut dalam pemilihan. Tundu Lissu dari Party for Democracy and Progress saat ini ditahan atas tuduhan makar—yang ia bantah—sementara Luhaga Mpina dari Alliance for Change and Transparency didiskualifikasi karena alasan hukum.

Selama kerusuhan, akses internet di seluruh negeri ditutup, dan jam malam diberlakukan.

Pada Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan “penyelidikan menyeluruh dan independen terhadap dugaan penggunaan kekuatan berlebihan” serta meminta otoritas Tanzania menjunjung akuntabilitas dan transparansi dalam menangani kerusuhan pascapemilu.

Tidak ada laporan protes pada Sabtu, sehari setelah demonstran di beberapa kota turun ke jalan, merobek poster kampanye Samia dan menyerang polisi serta TPS.

Menteri Luar Negeri Mahmoud Kombo Thabit menyebut kekerasan itu “hanya beberapa insiden terisolasi.” Sementara Ketua Komisi Pemilihan Jacobs Mwambegele menegaskan bahwa proses pemilihan berjalan lancar.

“Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak terkait pemilu—terutama partai politik, kandidat, dan para pendukung—karena telah menjalankan kampanye secara beradab dan menjaga perdamaian sepanjang proses,” ujarnya.

Kepulauan semi-otonom Zanzibar yang merupakan bagian dari Tanzania juga menggelar pemilihan lokal, dengan Hussein Mwinyi, presiden petahana, menang dengan hampir 80% suara.

Samia sebelumnya menjabat wakil presiden, dan naik menjadi presiden setelah John Magufuli meninggal dunia pada 17 Maret 2021 akibat penyakit jantung di usia 61 tahun.

Partai berkuasa Chama Cha Mapinduzi (CCM) dan pendahulunya, Tanu, telah mendominasi politik Tanzania sejak kemerdekaan dan belum pernah kalah dalam pemilihan umum.

Wilayah daratan Tanganyika meraih kemerdekaan pada 1961, sementara Zanzibar merdeka dua tahun kemudian sebagai monarki konstitusional. Pada 1964, keduanya bergabung membentuk Republik Bersatu Tanzania.

Baca juga:  Protes Sengketa Pemilu di Tanzania Meluas ke Perbatasan Kenya

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)