Partai Persatuan Pembangunan (PPP)/Ilustrasi Medcom.id
Fachri Audhia Hafiez • 30 May 2025 15:38
Jakarta: Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mendorong Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak sekadar melirik pemodal besar, untuk masuk bursa calon ketua umum (ketum) terkait Muktamar. Apabila partai hanya melihat indikator itu, maka demokrasi di internal bakal rusak.
"Bisa merusak demokrasi internal partai karena dikuasai oleh elite-elite tertentu, yang mendanai akitivitas partai," kata Lili kepada Metrotvnews.com, Jumat, 30 Mei 2025.
Selain itu, partai tak dapat mandiri karena bergantung pada pemodal. Jati diri partai juga tergusur.
"Dampaknya memang tidak baik untuk partai, dimana partai tidak bisa mandiri, tergantung pada penyumbang besar pendanaan partai. Partai menjadi pragmatis dan bahkan bisa hilang jatidirinya," ujar Lili.
PPP yang melirik figur di luar partai untuk jadi ketum juga imbas tidak berjalannya kaderisasi. Figur di luar partai yang berduit juga diperlukan untuk kebutuhan partai.
Baca: Dudung Abdurachman Nyatakan Belum Berminat Jadi Ketum PPP |