Junta Myanmar berkuasa setelah lakukan kudeta. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 2 June 2025 13:05
Naypyidaw: Militer Myanmar mengumumkan perpanjangan gencatan senjata nasional hingga 30 Juni 2025, menurut laporan stasiun televisi pemerintah Myanmar International TV pada Minggu 1 Juni 2025.
Perpanjangan ini mulai berlaku per 1 Juni dan bertujuan mendukung upaya pemulihan serta pemukiman kembali warga terdampak gempa bumi dahsyat yang melanda negara itu pada akhir Maret lalu.
Melansir dari Anadolu, Senin 2 Juni 2025, gencatan senjata sebelumnya berlangsung dari 6 hingga 31 Mei sebagai respons atas gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar pada 28 Maret, menewaskan sekitar 3.800 orang dan membuat puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Sabtu malam, militer menyerukan agar kelompok etnis bersenjata dan organisasi bersenjata lainnya tidak melakukan tindakan yang berpotensi mengganggu keselamatan publik maupun stabilitas nasional. Hal ini mencakup larangan terhadap serangan pada jalur transportasi, warga sipil, pos keamanan, serta perekrutan dan ekspansi wilayah.
Pihak militer menegaskan bahwa mereka akan mengambil tindakan jika pelanggaran terjadi demi melindungi masyarakat sipil.
Meskipun gencatan senjata diperpanjang, konflik bersenjata di Myanmar masih terus berlangsung, terutama di wilayah utara negara tersebut. Kelompok etnis bersenjata seperti Kachin Independence Army dan Arakan Army masih terlibat bentrokan dengan militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari 2021.
Langkah perpanjangan gencatan senjata ini juga dipandang sebagai upaya junta militer untuk menstabilkan situasi nasional sambil menanggulangi krisis kemanusiaan yang diperparah oleh bencana alam dan konflik bersenjata.
(Muhammad Reyhansyah)