Indonesia Kirim 35 Tenaga Medis untuk Bantu Penanggulangan Gempa Myanmar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Medcom.id/Elma Rosana

Indonesia Kirim 35 Tenaga Medis untuk Bantu Penanggulangan Gempa Myanmar

Ihfa Firdausya • 4 April 2025 10:35

Jakarta: Pemerintah Indonesia mengirimkan tim Emergency Medical Team (EMT) yang terdiri dari 35 tenaga medis untuk membantu penanggulangan bencana gempa bumi di Myanmar. Tim ini membawa berbagai obat-obatan dan bantuan kesehatan senilai Rp5,5 miliar.

Bantuan ini dikoordinasikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan berbagai instansi terkait. Tujuannya, memastikan penyaluran yang tepat dan efektif di lapangan.

Tim EMT akan berada di Myanmar selama satu bulan. Mereka diharapkan dapat memberikan bantuan medis bagi para korban gempa, baik warga negara Indonesia maupun masyarakat Myanmar yang terdampak.

Meskipun situasi di Myanmar penuh tantangan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap bantuan ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi para korban, khususnya dalam upaya pemulihan kesehatan pasca-bencana.

“Mudah-mudahan, setelah lebaran, banyak yang bisa dilakukan untuk tidak hanya orang Indonesia, tetapi juga penduduk Myanmar yang sekarang sedang mengalami bencana,” ujar Budi dalam keterangan resmi, Jumat, 4 April 2024.

Perwakilan dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Eko Medistianto, menjelaskan tim yang dikirim terdiri dari tenaga medis dengan berbagai keahlian, termasuk dokter spesialis bedah, ortopedi, anestesi, penyakit dalam, anak, dan emergensi. Selain itu, tim mencakup perawat, tenaga farmasi, bidan, serta tenaga logistik dan administrasi.
 

Baca Juga: 

Korban Gempa Myanmar Tidur di Jalanan, Hadapi Kekurangan Makanan dan Air


Gempa bumi berkekuatan 7,7 mengguncang Myanmar pukul 12.50 waktu setempat, Jumat, 28 Maret 2025. Dampak terbesar dirasakan di wilayah Sagaing, Mandalay, dan Naypyidaw.

Tercatat sekitar 1.700 orang meninggal dunia, 3.500 orang mengalami luka-luka, serta ribuan rumah dan infrastruktur lainnya mengalami kerusakan parah. Kondisi ini menyebabkan fasilitas kesehatan di daerah terdampak mengalami kesulitan menangani jumlah korban yang sangat besar.

Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan berdasarkan pemantauan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Myanmar, belum ada laporan mengenai warga negara Indonesia yang menjadi korban. Pemerintah terus memantau kondisi warga negara Indonesia yang berada di Myanmar untuk memastikan keselamatan mereka.

Sejak 31 Maret 2025, Indonesia telah mengirimkan bantuan awal berupa tim tanggap darurat yang terdiri dari unsur BNPB dan Indonesia Search and Rescue (INASAR) untuk memberikan bantuan pertama dan mendukung upaya penyelamatan di lapangan.

“Bantuan besar berupa logistik dan medis sudah kami persiapkan untuk diberikan kepada korban gempa,” ujar Sugiono.

Bantuan Indonesia untuk Myanmar mencakup 124 ton barang kebutuhan darurat dengan total nilai sekitar USD1,2 juta. Barang-barang yang paling dibutuhkan, seperti tempat berlindung sementara (shelter), alat kesehatan, dan obat-obatan, menjadi prioritas utama dalam pengiriman bantuan.

Pemerintah Indonesia memastikan seluruh bantuan yang dikirimkan sesuai dengan kebutuhan mendesak para korban di lokasi bencana. “Ke depan, kami terus memantau situasi di Myanmar dan memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan,” ujar Sugiono.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)