Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 17 June 2025 10:37
Jakarta: Kebijakan pemerintah Indonesia yang akan mengekspor listrik hijau sebesar 3 gigawatt (GW) ke Singapura diapresiasi. Langkah ini dianggap tidak hanya akan membuka pasar internasional baru, tetapi berkontribusi langsung terhadap penguatan ekonomi nasional.
“Investasi sekitar Rp162 triliun yang mengalir melalui proyek ekspor listrik ini akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ini adalah kombinasi antara kepentingan ekonomi dan komitmen terhadap masa depan energi bersih,” ujar Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, dalam keterangannya, Senin, 16 Juni 2025.
Mantan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin ini juga menyoroti strategi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang memiliki pendekatan komprehensif dalam setiap negosiasi. Salah satu poin kuncinya adalah kewajiban pembangunan kawasan industri dalam proyek ini, yang dinilai membawa dampak multiplier effect bagi ekonomi Indonesia.
Menurut dia, taktik Bahlil mewajibkan investasi kawasan industri dan hilirisasi panel listrik tenaga surya menjadi sangat penting dalam mendorong kolaborasi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Singapura.
"Singapura mendapatkan pasokan listrik hijau yang terdekat dan murah sedangkan bagi Indonesia adalah kerja sama ini bukan hanya tentang ekspor listrik, tapi juga penciptaan lapangan kerja, penguatan infrastruktur, dan alih teknologi teknologi,” tegas dia.
Baca Juga:
Disuntik Modal Rp163 Triliun, Indonesia Bakal Ekspor Listrik ke Singapura |