MBG Mulai Berdampak, Angka Stunting Berhasil Ditekan Jadi 15%

Ilustrasi makan bergizi gratis. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona.

MBG Mulai Berdampak, Angka Stunting Berhasil Ditekan Jadi 15%

Husen Miftahudin • 9 November 2025 10:57

Jakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai menunjukkan hasil nyata. Dinas Kesehatan Jayapura menyampaikan angka stunting berhasil ditekan dari 21,3 persen (2023) menjadi 15,15 persen pada September 2025. Angka ini menjadi bukti awal intervensi melalui penyediaan makanan bergizi berdampak langsung terhadap kesehatan anak.

Selain fokus pada gizi, aspek keamanan pangan juga menjadi perhatian serius. Pemerintah menyatakan telah melakukan langkah-langkah penanganan dan evaluasi kebijakan komprehensif untuk meminimalisir terulangnya insiden terkait keamanan pangan.

Guna mendukung program ini, kualitas para penjamah makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus ditingkatkan. Badan Pangan Nasional (BGN) secara konsisten menggelar pelatihan. Baru-baru ini, BGN melatih 2.705 penjamah makanan dari 75 SPPG di Kota Kupang dan Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Doddy Izwardy menyoroti beberapa hal kunci yang membuat MBG memiliki standar yang baik.

"Adanya ahli gizi yang ikut terlibat di SPPG mengetahui komposisi dari perencanaan menu MBG. Untuk diketahui anggota kita di seluruh Indonesia ada 53 ribu lebih di 35 DPD juga di 500 kabupaten/kota, dan kita sudah melakukan komunikasi bersama anggota," ungkap Doddy dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 9 November 2025.
 

Baca juga: BGN Siapkan SPPG Khusus Jangkau Wilayah Terisolasi


(Ilustrasi program makan bergizi gratis. Foto: MGN/Husni Nursyaf)
 

Angka takaran gizi menu MBG sesuai


Menu MBG menurut PERSAGI telah disesuaikan dengan angka takaran gizi yang sesuai tingkatan usia. Pedoman tersebut juga menyesuaikan dengan Permenkes tentang angka kecukupan gizi harian. 

"Harus memenuhi unsur karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu proses quality control juga ketat, mulai pemilihan bahan, penyimpanan, pengolahan, pengemasan, sampai pengiriman ke sekolah. Contoh, kita masak oseng-oseng tauge, kita lihat teksturnya. Kalau lembek, kita harus curiga, kalau sampai ke sekolah pasti basi, tidak kita biarkan sampai ke meja anak-anak yang seperti itu," jelas dia memberi contoh.

Lebih dari itu, manfaat MBG melampaui sekadar mengenyangkan semata. Ia mengamati perilaku konsumsi makanan sehat anak-anak sekolah di Indonesia mulai tumbuh sejak program ini berjalan. 

"Mereka sekarang dapat referensi makanan sehat yang mungkin belum ditemui di rumah. Anak yang awalnya tidak suka sayur jadi termotivasi karena melihat temannya makan sayur. Sama seperti di Posyandu, anak jadi lahap makan karena ada temannya. Itu kunci peningkatan pola makan sehat," kata Doddy.

Dengan kombinasi antara data empiris, penguatan SDM, dan pengawasan ahli, Program MBG tidak hanya menjawab persoalan gizi jangka pendek, tetapi juga investasi untuk mencetak generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)