Ini Tantangan Mengadopsi Teknologi Ramah Lingkungan di Indonesia

Ilustrasi. Foto: dok MI/Adam Dwi.

Ini Tantangan Mengadopsi Teknologi Ramah Lingkungan di Indonesia

Ade Hapsari Lestarini • 7 February 2025 18:25

Jakarta: Kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan menjadi penting untuk mewujudkan mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto (Andre) Djokosoetono mengatakan, sektor mobilitas berkelanjutan masih relatif baru di Indonesia, sehingga kolaborasi menjadi kunci.

Ia mencontohkan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (electronic vehicle/EV) yang masih terbatas. Berbeda dengan kendaraan berbahan bakar minyak yang memiliki jaringan SPBU yang luas, infrastruktur pengisian daya EV masih perlu dikembangkan secara signifikan.

Andre mengatakan, Bluebird, meskipun telah mulai menyediakan pengisi daya (charger), masih perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas akses pengisian daya bagi pengguna EV. Hal ini menurutnya menunjukkan kematangan industri mobilitas berkelanjutan belum sepenuhnya tercapai.

Andre pun juga menyoroti pentingnya kemitraan tidak hanya untuk operasional di jalan, tetapi juga untuk program-program sosial dan lingkungan. Ia menyebutkan berbagai kerja sama yang telah dilakukan Bluebird, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

Chief Strategy Officer Blue Bird Andrew Arristianto menambahkan, keberlanjutan akan menjadi semakin penting di masa depan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar perusahaan. Mengutip Sustainable Development Goals (SDG) poin ke-17 yang menekankan pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
 

Baca juga: Pergeseran Kendaraan Listrik Bakal Hilangkan Lapangan Pekerjaan



Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto (Andre) Djokosoetono (kiri), dan Chief Strategy Officer Blue Bird Andrew Arristianto (kanan). Foto: Metrotvnews.com/Laura Sibarani.
 

Penerapan ekonomi sirkular


Setiap perusahaan memiliki keahlian dan sumber daya yang berbeda, dan kolaborasi memungkinkan penggabungan sumber daya tersebut untuk menghasilkan dampak yang lebih besar.

Sebagai contoh, kerja sama Bluebird dengan Rekosistem, sebuah perusahaan yang fokus pada ekonomi sirkular, diharapkan dapat menciptakan solusi inovatif.

Rekosistem, melalui jaringan way station-nya, berpotensi menjadi titik pengumpulan sampah yang dapat diproses ulang, sementara Bluebird dapat memfasilitasi transportasi sampah tersebut.

Kolaborasi ini juga membuka peluang menarik, seperti peningkatan jumlah penumpang taksi yang mengunjungi way station Rekosistem.

Andrew menyebutkan, Rekosistem telah bermitra dengan lebih dari 100 perusahaan, namun hanya Bluebird yang berkolaborasi dalam bidang transportasi. Mitra Rekosistem lainnya sebagian besar berasal dari sektor properti, perbankan (terkait green financing), dan konsumen (untuk program daur ulang kemasan).

Hal ini menunjukkan Rekosistem hadir untuk membantu perusahaan-perusahaan yang bukan inti bisnisnya adalah pengelolaan sampah dan daur ulang. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)