Dusun Mlangi Sleman, Jejak Syiar Islam di Tanah Jawa

Anak-anak tampak mengaji di Masjid Mathok Negara Mlangi. MTVN/Ahmad Mustaqim

Dusun Mlangi Sleman, Jejak Syiar Islam di Tanah Jawa

Ahmad Mustaqim • 6 March 2025 13:28

Sleman: Puluhan anak-anak tampak belajar agama di serambi Masjid Jami An-nur atau Masjid Pathok Negara Mlangi Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu, 5 Maret 2025. Anak-anak laki-laki dan perempuan ditempatkan di tempat berbeda. 

Santri laki-laki mengaji di serambi masjid, sementara santri perempuan di sisi utara masjid. Mereka mengaji diajari pemuda di wilayah itu. 

"Mengaji untuk anak-anak ini hanya ada saat bulan ramadan," kata Sekretaris Yayasan Nur Iman, Muhammad Mustafied. 

Sementara, saat suara kumandang azan terdengar nyaring di masjid tersebut, masyarakat berbondong-bondong datang. Hiruk pikuk warga yang akan salat bersama tampak kental di sekitar masjid.

Pada bulan ramadan seperti saat ini, nuansa islami begitu kental di Dusun Mlangi tersebut. Meskipun, di luar bulan ramadan tetap tampak nuansa islami dengan adanya belasan pondok pesantren di sana.



Hal-hal di atas menjadi gambaran Dusun Mlangi sebagai wilayah dengan nuansa kental religi. Dusun Mlangi memiliki hubungan dengan Kraton Yogyakarta melalui Masjid Pathok Negara Mlangi. 

Masjid tersebut didirikan Kiai Nur Iman pada 1755. Sosok bernama asli Raden Sandiya ini merupakan RM Sandiya kakak Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I yang lahir dari ibu yang berbeda. Sosok RM Sandiya inilah yang disebut masyarakat sebagai Kiai Nur Iman. Darah bangsawan Sandiya tak jadi halangan untuk memilih jalur hidup berdampingan dengan masyarakat biasa.

Kiai Nur Iman melakukan syiar islam dengan mendirikan pesantren dan masjid, setelah sempat berdakwah di berbagai daerah di Jawa dan DIY. Dusun Mlangi jadi titik terakhir lokasi Kiai Nur Iman melakukan syiar. Makan Kiai Nur Iman berada di dekat Masjid Jami An-nur.

Tanah Warisan Kerajaan untuk Syiar Islam

Kiai Nur Iman diberikan warisan tanah di Dusun Mlangi. Tanah tersebut dimanfaatkan untuk menyebarluaskan agama islam. 

Menurut Mustafid, Kiai Nur Iman mulai mendirikan pondok pesantren bernama Pondok Mlangi. Pemilihan kata ‘Mlangi’ ini diambil dari kata ‘mulangi’ yang bermakna mengajar. Adapula akronim meleng-meleng ambune wangi atau bercahaya dan berbau harum dari kejauhan (Mlangi). 

"Masjid Pathok Negara Mlangi ini yang tertua dan jadi sarana penyebaran islam oleh Kiai Nur Iman saat itu," kata Mustafied. 



Pondok pesantren yang Kiai Nur Iman dirikan itu menjadi cikal bakal banyak pondok pesantren di wilayah tersebut. Mustafied menyebut setidaknya ada 17 pondok pesantren di Dusun Mlangi. Beberapa di antaranya PP Miftah, PP Al-Huda, PP As-Salafiyah, PP Mlangi Timoer, PP Al-Falahiyyah, PP An-Nasath, PP Hidayatul Mubtadi'in, PP Hujjatul Islam, PP As-Salamiyah, PP Al-Furqon, PP Al-Mahbuhiyyah, PP Al-Mubarok, dan PP Mahasiswa Aswaja Nusantara. Jumlah santrinya sekitar 2 ribuan.

Masjid Pathok Negara Mlagi bisa dibilang jadi pusat penyebaran islam di wilayah itu. Beragam aktivitas keagamaan pondok pesantren tersebut yang berpusat di masjid yang masih dilestarikan, seperti mauludan serta kajian kitab.

"Pesantren semakin berkembang, serta melakukan dampingan para pendakwa Mlangi yang terus berkembang. Orang Mlangi yang mondok di luar lebih 200 orang dan Mlangi memiliki penghafal Alquran 50 orang," ucapnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)