Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid saat rapat koordinasi darurat bersama forkopimda terkait untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dan antisipasi menghadapi cuaca ekstrem. Dokumentasi/ Pemkab Tangerang.
Hendrik Simorangkir • 20 November 2025 17:30
Tangerang: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang bersama Forkopimda menggelar rapat koordinasi darurat, guna mempersiapkan langkah-langkah mitigasi dan antisipasi menghadapi cuaca ekstrem pada akhir 2025. Tercatat 19 kecamatan yang masuk kategori rawan saat hujan lebat terjadi.
Bupati Tangerang, Maesyal Rasyid, meminta seluruh pemangku kepentingan terkait untuk melakukan antisipasi bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi pada akhir tahun ini. Bencana yang diantisipasi mencakup banjir dan tanah longsor.
"Kita lakukan konsolidasi, persiapan, sekaligus merumuskan program antisipasi bencana," kata Maesyal di Tangerang, Kamis, 20 November 2025.
Maesyal menuturkan, salah satu langkah antisipasi awal yang dilakukan yakni berkoordinasi dengan para camat untuk menggerakkan kerja bakti. Menurutnya, langkah tersebut sebagai upaya preventif menghadapi intensitas hujan yang semakin sering dan tinggi.
"Para camat mohon bisa menghimbau warganya untuk kerja bakti. Tempat evakuasi juga sudah kami siapkan untuk wilayah-wilayah yang biasa terdampak banjir," kata Maesyal.
Selain banjir, pihaknya pun melakukan pemetaan titik rawan longsor dan
bencana hidrometeorologi lainnya. Maesyal menekankan agar seluruh wilayah, baik utara maupun selatan, bersiaga karena hujan sudah mulai merata di seluruh kabupaten.
"Artinya kita melihat dari sisi komprehensif. Semua wilayah harus siap, para camat dan OPD terkait sudah kami minta meningkatkan kesiagaan," jelas Maesyal.
.jpg)
Ilustrasi hujan. Medcom.id
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Meteorologi dan Klimatologi, MKG Wilayah II, Ana Oktavia Sejawati menjelaskan, pola iklim tahun ini cukup berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Musim kemarau 2025 berlangsung singkat, sementara hujan datang lebih cepat, khususnya di bagian selatan Kabupaten Tangerang dibandingkan pada tahun sebelumnya," kata Ana.
Ana menuturkan, fase peralihan seperti saat ini justru menjadi periode paling rawan. Potensi cuaca ekstrem, seperti hujan intensitas tinggi, angin kencang, hingga genangan lebih besar terjadi sebelum musim hujan penuh berlangsung.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau update cuaca melalui kanal resmi
BMKG, dan pemerintah daerah menggunakan informasi ini sebagai dasar kebijakan pengurangan risiko bencana," jelas Ana.
Pihaknya memproyeksikan puncak musim hujan akan terjadi pada Februari 2026. Proyeksi ini mengindikasikan kemungkinan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, khususnya di wilayah rawan bencana.