INA Dorong Keberlanjutan Proyek Infrastruktur Lewat Investasi Jangka Panjang

Ilustrasi. Foto: Freepik.

INA Dorong Keberlanjutan Proyek Infrastruktur Lewat Investasi Jangka Panjang

Al Abrar • 16 December 2025 19:40

Jakarta: Indonesia Investment Authority (INA) menjelaskan alasan keterlibatannya dalam proyek infrastruktur yang secara ekonomi dinilai sangat layak, seperti Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (BTB) dan Belawan New Container Terminal (BNCT). Meski memiliki rasio manfaat-biaya ekonomi (Economic Benefit-Cost Ratio/EBCR) yang tinggi, proyek-proyek tersebut tetap membutuhkan intervensi strategis dan dukungan modal jangka panjang.

Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar tercatat memiliki EBCR 2,59, sementara Belawan New Container Terminal sebesar 1,90. Menurut INA, angka tersebut tidak serta-merta mencerminkan kondisi awal proyek sebelum keterlibatan lembaga pengelola investasi negara tersebut.

Head of ESG INA, Fetriza Rinaldy, menegaskan peran INA bukan untuk menjadikan proyek-proyek tersebut layak secara ekonomi, melainkan memastikan pengelolaannya berkelanjutan, efisien, dan memberikan dampak optimal dalam jangka panjang.

“EBCR merupakan proyeksi penilaian atas kinerja proyek sepanjang masa operasional, bukan indikator kondisi awal sebelum adanya keterlibatan INA,” ujar Fetriza Rinaldy dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Desember 2025.

Ia menjelaskan, keterlibatan INA diarahkan untuk merespons kebutuhan pembiayaan infrastruktur berskala besar yang membutuhkan tenor panjang dan modal signifikan, serta memiliki karakter risiko yang berkembang selama masa konsesi.

 

Proyek infrastruktur strategis tetap butuh investor
 

Fetriza menambahkan, skema pembiayaan konvensional umumnya lebih berfokus pada fase konstruksi atau berbasis pembiayaan utang. Kondisi tersebut membuat proyek infrastruktur strategis tetap membutuhkan kehadiran investor ekuitas jangka panjang.

Dalam konteks itu, INA bersama mitra investasinya, seperti APG dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) pada proyek BTB, serta DP World pada proyek BNCT, hadir sebagai penyedia modal jangka panjang.

Keterlibatan ekuitas jangka panjang pada aset yang telah beroperasi dinilai penting untuk mendukung keberlanjutan pengelolaan aset, sekaligus memberikan ruang pengelolaan keuangan bagi pemegang saham awal, seperti PT Hutama Karya (Persero) pada aset Tol Bakauheni–Terbanggi Besar.

Lebih jauh, INA diposisikan sebagai katalis kemitraan investasi jangka panjang yang menjembatani kebutuhan pembangunan nasional dengan partisipasi investor institusional global.

“Kehadiran INA membantu membangun kepercayaan investor internasional untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur Indonesia, sekaligus menghadirkan transfer teknologi, pengetahuan, dan akses pasar yang memperkuat daya saing nasional,” kata Fetriza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Al Abrar)