Pemerintah Aceh Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Korban Bencana

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh sekaligus Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin. Foto: Istimewa

Pemerintah Aceh Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Korban Bencana

Fajri Fatmawati • 28 December 2025 15:51

Banda Aceh: Pemerintah Aceh, melalui Dinas Pendidikan, mendorong pemulihan aktivitas pembelajaran pasca-bencana hidrometeorologi dengan menekankan pendekatan trauma healing dan interaksi sosial kepada siswa. Hal tersebut untuk memastikan anak-anak korban bencana dapat kembali ke lingkungan yang aman. 

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Aceh sekaligus Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, menyatakan bahwa proses awal pembelajaran dapat dimulai meski dengan sarana terbatas. 

"Intinya anak-anak berkumpul di ruang kelas bersama guru. Mereka bisa berdiskusi, berbagi pengalaman, atau saling bercerita," kata Murthalamuddin, Minggu, 28 Desember 2025. 

Anak terdampak bencana di Aceh. (Metrotvnews.com/Fajri F) 

Kegiatan tersebut, menurut Murthalamuddin, memiliki dua tujuan utama. Pertama, sebagai bentuk trauma healing agar siswa dapat melupakan kejadian traumatis saat bencana. Kedua, untuk memulihkan interaksi sosial mereka dengan teman sebaya. Dalam proses ini, peran guru difokuskan untuk memfasilitasi dan mengarahkan aktivitas positif siswa. 

"Tugas guru memfasilitasi supaya anak-anak tidak melakukan tindakan negatif di sekolah," jelas Murthalamuddin. 

Ia juga mengingatkan bahwa kondisi emosional siswa korban bencana mungkin belum stabil. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran ekstra dari para guru dalam mendampingi dan menjaga anak-anak di sekolah. 

"Jangan dibiarkan anak-anak berkeliaran. Mereka bisa berdiskusi atau berhitung walau tanpa buku, asal melakukan kegiatan positif di ruang kelas," tegasnya. 

Dinas Pendidikan Aceh menginstruksikan agar sekolah terdampak bencana memulai kegiatan pembelajaran pada 5 Januari mendatang. Instruksi ini juga berlaku khususnya bagi sekolah yang mengalami dampak berat namun memungkinkan untuk beroperasi. 

"Bagaimanapun, pembelajaran harus terjadi, dan anak-anak harus berada di sekolah dan ruang kelas," pungkas Murthalamuddin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Lukman Diah Sari)