Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah keterlibatannya dalam gambar AI yang menampilkannya sebagai seorang Paus. Gambar tersebut diunggah akun resmi Gedung Putih pada Jumat, 2 Mei 2025, saat Gereja Katolik sedang berkabung.
“Ini hanya untuk bersenang-senang,” ujar Trump dalam konferensi pers, dikutip dari Anadolu, Senin, 5 Mei 2025.
Kritik datang dari berbagai pemimpin Katolik. Kardinal Filipina Pablo Virgilio David menyebut gambar itu “tidak pantas” di tengah persiapan konklaf Paus yang akan dimulai 7 Mei. Unggahan tersebut telah dihapus setelah mendapat protes keras.
Reaksi pemimpin Katolik
Konferensi Katolik New York mengecam gambar tersebut sebagai bentuk pelecehan. Mereka menegaskan proses pemilihan Paus adalah momen sakral yang harus dihormati. Pastor James Martin, imam Yesuit terkemuka, menyatakan kekecewaannya atas insiden ini.
Kontroversi ini menunjukkan sensitivitas isu agama dan politik. Gereja Katolik memilih fokus pada konklaf dan mengabaikan gangguan dari luar. Trump sendiri tidak tahu asal gambar tersebut.
“Seseorang membuat gambar saya berpakaian seperti Paus, dan mereka menyebarkannya di internet,” ujar Trump.
Insiden ini berpotensi memengaruhi hubungan AS dengan Vatikan. Trump sendiri memiliki riwayat hubungan yang tegang dengan komunitas Katolik. Kontroversi terjadi di saat genting menjelang pemilihan pemimpin 1,3 miliar umat Katolik.
Gedung Putih belum memberikan penjelasan resmi tentang alasan pengunggahan gambar. Staf media sosial diduga bertanggung jawab tanpa persetujuan atasan. Sedangkan gereja memilih tidak memberikan tanggapan lebih lanjut.
(
Muhammad Adyatma Damardjati)
Streaming