Indonesia didorong siap menghadapi tantangan keamanan digital. Foto: dok istimewa.
Ade Hapsari Lestarini • 26 September 2025 19:17
Jakarta: Dunia keamanan digital tengah memasuki periode transisi penting pada 2025 hingga 2029. Perubahan signifikan mencakup dihilangkannya salah satu fitur otentikasi dalam TLS/SSL Certificate, peluncuran tipe sertifikat baru yang akan menjadi standar industri finansial, serta pengurangan bertahap masa berlaku TLS/SSL Certificate.
Transformasi ini menuntut organisasi untuk melakukan adopsi solusi otomasi baru guna menjaga kepatuhan terhadap praktik terbaik. Selain itu, kesiapan menghadapi era pasca-kuantum menjadi kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditunda.
Dalam rangka mendukung kesiapan tersebut, Anugrah Damai Pratama Solusi (ADPS), Platinum Partner DigiCert untuk Indonesia, menggelar The Digital Trust in Transition pada 24 September 2025. Acara ini menghadirkan narasumber internasional, antara lain Regional VP untuk India dan ASEAN, DigiCert Anant Deshpande, Digital Trust Solutions Engineer DigiCert Lackern Xu, dan Major Account Manager, DigiCert Vikash Sharma sebagai moderator.
"Melalui kegiatan The Digital Trust in Transition, kami membagi pandangan langsung dari pelaku industri, menyampaikan pengetahuan serta tata cara untuk membantu institusi dalam mempersiapkan strategi menghadapi perubahan besar di dunia digital trust,” ujar Project Development Lead ADPS, Beniarto J. Alis, dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 September 2025.
Agenda ini dengan membahas ketiga topik utama yang menjadi pokok perubahan dalam beberapa tahun mendatang. Topik pertama, masa berlaku SSL/TLS Certificate yang saat ini dapat mencapai satu tahun, akan berkurang menjadi 200 hari di 2026, 100 hari di 2027 dan 47 hari di 2029. Hal ini adalah kesepakatan CA-Browser Forum yang terdiri dari para CA (Certification Authority) dan para penyedia Browser.
Akibat dari perubahan ini, di 2029 seorang administrator server/situs wajib melakukan penggantian certificate paling tidak sebanyak enam kali dalam satu tahun. Hal ini tentu sangat memakan sumber daya dan waktu karena sebuah institusi atau korporasi terkadang memiliki ratusan bahkan ribuan (web) server dan perangkat lainnya yang harus dilakukan penggantian.
Solusi terhadap masalah ini adalah menerapkan fitur otomasi penggantian, yang juga saat ini telah tersedia dalam portal TLM (Trust Lifecycle Manager) sebagai bagian dari sistem Digicert ONE.
Mempersiapkan ancaman digital
Topik kedua membahas mengenai penghilangan fungsi client authentication untuk Extended Key Usage dalam Certificate SSL/TLS sebagai bagian dari Google Chrome Root Program Policy. Fungsi ini umumnya dipergunakan oleh institusi finansial seperti perbankan dalam berkomunikasi antar entitas.
Sebagai solusi masalah ini sebuah certificate baru yang disebut X9 Certificate akan tetap menyediakan fungsi tersebut. X9 adalah sebuah organisasi yang terdiri dari para pelaku finansial di dunia dan karenanya secara bertahap certificate ini akan menggantikan certificate yang biasa dipergunakan pelaku dunia finansial untuk berkomunikasi antar server/sistem. Digicert adalah penyedia pertama yang dipercaya untuk mendistribusikan certificate tipe baru ini.
Topik ketiga adalah mengenai persiapan terhadap ancaman yang akan hadir seiring kedatangan Quantum Computing di dunia. Korporasi dan institusi lainnya wajib mulai mempersiapkan diri. Kata kunci dari persiapan ini adalah Quantum Readiness dan Crypto-Agility, dan tentunya Digicert adalah salah satu pelaku aktif dalam membantu para penggunanya untuk dapat menyiapkan diri. Berbagai fitur dalam Digicert One termasuk implementasi AI (Artificial Intelligence) akan mendukung para penggunanya untuk mencapai tahap Crypto-Agility.
Acara ini turut menghadirkan sharing session mengenai kebijakan serta implementasi keamanan digital yang melibatkan peserta dari berbagai sektor, termasuk institusi pemerintah, perbankan, lembaga finansial, dan korporasi di Indonesia.