Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva lakukan pertemuan dengan Sekjen ASEAN. Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 24 October 2025 14:34
Jakarta: Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva memastikan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di sela KTT ASEAN ke-47 di Malaysia.
Dalam konferensi pers di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025, Presiden Lula menyampaikan optimismenya terhadap pertemuan tersebut, yang disebutnya sebagai kesempatan penting untuk memperbaiki hubungan bilateral antara Brasil dan Amerika Serikat setelah periode ketegangan perdagangan dan politik.
“Saya sangat menantikan partisipasi di Malaysia. Akan ada kesempatan untuk bersama 10 negara penting, sekarang 11 dengan bergabungnya Timor-Leste,” ujar Presiden Lula.
Menurutnya, pertemuan tersebut akan menjadi momen untuk menyelesaikan sejumlah isu perdagangan yang belum terselesaikan, termasuk kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap produk Brasil yang selama ini dianggap keliru dan merugikan.
“Saya ingin membuktikan dengan angka bahwa ada kesalahan dalam kebijakan pajak terhadap Brasil,” tegas Presiden Lula.
“Saya juga ingin membahas sanksi terhadap sejumlah menteri Brasil yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas,” imbuh Presiden Lula.
Presiden Lula mengungkapkan bahwa komunikasi diplomatik antara kedua negara sempat terhambat setelah panggilan telepon Presiden Trump ke Brasília, namun kini kedua pihak siap untuk melanjutkan dialog secara konstruktif.
“Ada sedikit keterlambatan setelah panggilan telepon dari Presiden Trump, tapi kami sedang bergerak maju untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang tak bisa diselesaikan ketika dua orang duduk dengan nyaman di meja yang sama,” ujar Presiden Lula.
Dalam pertemuan mendatang, Presiden Lula mengatakan bahwa ia akan didampingi oleh jajaran negosiator utama Brasil, termasuk Wakil Presiden Geraldo Alckmin, Menteri Keuangan Fernando Haddad, dan Menteri Luar Negeri Mauro Vieira.
“Kami semua siap untuk bernegosiasi. Tidak ada topik yang tabu bagi negara sebesar Brasil untuk dibicarakan dengan negara sebesar Amerika Serikat. Tidak ada veto,” ujar Presiden Lula.
Presiden Lula menegaskan bahwa ia ingin membangun kembali hubungan “beradab” antara kedua negara yang telah terjalin selama lebih dari dua abad. Ia berharap hasil pertemuan ini tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga masyarakat kedua negara.
“Saya yakin pertemuan ini akan baik untuk dia dan untuk Brasil. Kami ingin memastikan bahwa Brasil menang, Amerika Serikat menang, tapi yang paling penting, rakyat Brasil dan rakyat Amerika juga menang,” ujar Presiden Lula.
Lula juga menyinggung persoalan harga pangan yang melonjak di Amerika Serikat, termasuk daging dan kopi, sebagai bukti bahwa kebijakan dagang unilateral kerap berdampak negatif pada kedua belah pihak.
Presiden berusia 79 tahun itu menegaskan bahwa pertemuan di Kuala Lumpur akan menjadi langkah penting untuk mengembalikan hubungan normal antara Brasil dan Amerika Serikat, serta memperkuat posisi Brasil di tengah dinamika geopolitik global.
“Saya yakin ini akan jadi pertemuan yang baik bagi kami berdua. Mari kita kembali pada hubungan yang normal dan saling menghormati,” pungkas Presiden Lula.