Suasana booth salah satu inovasi teknologi buatan anak bangsa menarik perhatian di ajang Indo Defence 2025. Dok. Istimewa
Wanda Indana • 15 June 2025 21:56
Jakarta: Distribusi logistik dan evakuasi medis di wilayah terpencil Indonesia masih menjadi tantangan besar. Dengan kondisi geografis yang terdiri dari ribuan pulau, banyak daerah belum terjangkau infrastruktur dasar, termasuk moda transportasi konvensional. Dalam konteks ini, sebuah inovasi teknologi buatan anak bangsa menarik perhatian di ajang Indo Defence 2025.
Drone angkut Rajawali Cargo 500 UAV yang diperkenalkan oleh perusahaan teknologi pertahanan dalam negeri, PT Bhinneka Dwi Persada, dirancang dengan kemampuan VTOL (vertical take-off and landing), memungkinkan lepas landas secara vertikal seperti helikopter dan melanjutkan terbang horizontal seperti pesawat biasa.
Kemampuan ini krusial bagi kawasan yang tak memiliki landasan pacu, seperti daerah pegunungan, pulau kecil, atau hutan lebat.
"Pesawat ini menggunakan bahan bakar solar dan dapat digunakan untuk membawa logistik atau mengevakuasi korban dari satu titik ke titik lain," ujar Palma Henfibiant Putra, selaku owner dari perusahaan pengembang utama drone ini, yang dikutip, Minggu, 15 Juni 2025.
Menurutnya, teknologi ini dapat menjadi solusi realistis untuk mendukung operasi militer di daerah berisiko tinggi, seperti wilayah konflik yang rawan tembakan terhadap helikopter. Dalam situasi non-militer, drone ini juga dinilai potensial untuk mendukung distribusi bantuan medis, evakuasi pasien, hingga pengiriman pupuk atau logistik ke desa-desa tanpa akses jalan darat.
"Drone bisa menjadi opsi yang lebih aman dan hemat biaya dibandingkan helikopter. Ini soal keselamatan personel dan efisiensi logistik," lanjut Palma.
Baca:
Berbagai Teknologi Militer Dipamerkan di Indo Defence 2025 |