Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar.
Al Abrar • 4 April 2025 16:25
Jakarta: Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi soal teror kepala babi dimasak saja terhadap Tempo dikritik. Sikap itu dinilai tidak menunjukkan empati terhadap kebebasan pers.
Analis Komunikasi Politik sekaligus Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio mengatakan, pernyataan Hasan membuat kepimipinannya layak dievaluasi secara komprehensif. Ketidakempatian itu dinilai telah menciptakan citra negatif terhadap pemerintahan Presiden Prabowo.
"Ketidakempatian kepala kantor komunikasi presiden kemarin itu membuat publik heboh dan membuat pemerintahan Pak Prabowo dicap sebagai pemerintahan yang tidak empati terhadap jurnalis dan kebebasan pers," kata Hensat sapaan akraabnya saat dihubungi, Jumat, 4 April 2025.
Hensat meyakini Presiden Prabowo kemungkinan besar telah memiliki catatan dan evaluasi terkait rencana perombakan kabinet atau reshuffle. Menurutnya, jika reshuffle benar terjadi dalam waktu dekat, Presiden Prabowo telah menyiapkan langkah-langkah strategis serta calon pengganti bagi para pembantunya.
"Presiden Prabowo pasti sudah punya catatan jika memang akan ada reshuffle dalam waktu dekat. Saya yakin juga Presiden sudah memiliki evaluasi-evaluasi dan calon-calon penggantinya," ujar Hensat.
Lebih lanjut, Hensat menilai situasi ini menjadi tantangan besar bagi Presiden Prabowo dalam menjaga citra pemerintahan. Evaluasi secara menyeluruh perlu dilakukan agar kabinet tetap berjalan efektif dan mendapat kepercayaan publik.
"Ini kan jadi penilaian buruk ya buat Presiden. Maka pasti dengan catatan-catatan yang sudah ada, Presiden memiliki rencana ke depannya," lanjutnya.
Terkait kapan reshuffle akan dilakukan, Hendri mengatakan keputusan ada sepenuhnya di tangan Presiden Prabowo. Meskipun isu perombakan kabinet menguat pada April, ia menilai bisa saja reshuffle dilakukan di bulan lain sesuai dengan kebutuhan.
"Memang isu reshuffle kencang sekali di April. Ya itu sih terserah Presiden aja ya, mau April atau Juni kan tergantung dari kebutuhan beliau," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi yang menyebut kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo menuai kecaman. Sebab, pernyataan itu dinilai menunjukkan sikap meremehkan teror terhadap media.
Hasan akhirnya menjelaskan pernyataan tersebut adalah bentuk dukungan terhadap sikap jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica, yang menjadi target teror. Menurutnya, Cica tidak menunjukkan ketakutan, melainkan justru melecehkan aksi teror itu dengan santai. Hasan pun menyebut bahwa respons semacam itu justru efektif dalam menghadapi ancaman, karena membuat pelaku kehilangan tujuannya.