5 Program Strategis ISEI Kawal Asta Cita Pemerintah

Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo (kiri). Foto: dok ISEI.

5 Program Strategis ISEI Kawal Asta Cita Pemerintah

Ade Hapsari Lestarini • 19 January 2025 09:33

Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) berkomitmen untuk bersinergi dan mendukung program Asta Cita pemerintah, dengan fokus pada lima program strategis.

 
Pertama, menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Kedua, mengembangkan program hilirisasi SDA dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian.
 
Ketiga, membangun ketahanan pangan melalui strategi yang terintegrasi sebagai wujud Asta Cita ke-3. Keempat, mengakselerasi digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusifitas perekonomian dan keuangan.
 
Kelima, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program sertifikasi profesi melalui Lamemba dan lembaga lainnya yang turut berperan aktif dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah.
 
"Berbagai tantangan global dan domestik saat ini tentunya menjadi tantangan ISEI sebagai leading think-tank perekonomian nasional; dan itu membutuhkan peningkatan dan penguatan program kerja ISEI ke depan di berbagai bidang, serta penguatan dalam struktur organisasi ISEI di Pusat dan di Cabang," ujar Ketua Umum ISEI, Perry Warjiyo, dalam keterangan tertulis, Minggu, 19 Januari 2025.
 

Peringkat daya saing Indonesia

 
Berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR, 2024) yang dikeluarkan International Institute for Management Development (IMD), peringkat daya saing Indonesia naik dari posisi ke-34 menjadi ke-27.
 
Peningkatan kinerja ekonomi yang signifikan tersebut tidak terlepas dari peran peningkatan daya saing khususnya di sektor industri. Untuk meningkatkan daya saing lebih lanjut dan menjadi terdepan di Asia, strategi pembangunan industri perlu terus dipertajam, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai (value chain), baik lingkup global maupun domestik.
 
Indonesia juga menghadapi masalah di sektor pangan. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada kuartal tiga mengalami penurunan, yakni hanya sekitar 13,71 persen (BPS RI, 2024). Di sisi lain, angka malnutrisi masih mencapai 17,7 persen dari total populasi menurut UNICEF. Situasi ini menunjukkan urgensi untuk memperkuat ketahanan pangan melalui strategi yang lebih terintegrasi.
 

Program Asta Cita

 
"Dalam konteks ini, program Asta Cita yang dicanangkan Pemerintah sangat penting dielaborasi dengan menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas, termasuk adopsi teknologi pertanian modern dan perluasan akses pasar bagi petani, penerapan lab-grown food dan mendorong program makan bergizi gratis (MBG) untuk mendorong sisi permintaan menjadi relevan mengarahkan Indonesia akan dapat mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan," papar Perry.
 
Guna mewujudkan SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat global. Berdasarkan laporan Bank Dunia (2022), Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53. Hal ini mengartikan anak Indonesia rata-rata hanya akan mencapai 53 persen dari potensi produktivitasnya saat dewasa. Hal ini diperburuk pascapandemi covid-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (lag of education) selama lebih dari dua tahun bagi sebagian besar pelajar.
 
"Sebagai bagian dari Asta Cita program penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, mendorong sekolah unggulan di daerah dan pengembangan riset menjadi prioritas yang harus diakselerasi untuk meningkatkan daya saing bangsa," ujar Perry.
 
Menurut Perry, dalam konteks ini, Indonesia harus mengadopsi strategi yang adaptif dan inovatif, seperti memperkuat kerja sama regional melalui ASEAN dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi sektor ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)