Wamenkeu: Sektor Perumahan Punya Multiplier Effect Tinggi ke Ekonomi RI

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Foto: Dokumen Kemenkeu

Wamenkeu: Sektor Perumahan Punya Multiplier Effect Tinggi ke Ekonomi RI

Annisa Ayu Artanti • 1 December 2024 10:23

Jakarta: Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan sektor perumahan merupakan sektor yang strategis untuk perekonomian Indonesia karena memiliki multiplier effect yang tinggi.
 
“Kenapa kebijakan sektor perumahan sangat penting? Karena sektor perumahan ini strategis untuk perekonomian. Kita sadari itu dari awal,” kata Suahasil, dalam Dialog Bersama Pengembang dalam rangka Percepatan Penyaluran Program 3 Juta Rumah yang diselenggarakan di Jakarta dikutip dari laman Kemenkeu, Minggu, 1 Desember 2024.
 
Menurut Suahasil, sektor perumahan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sangat tinggi 14 hingga 16 persen atau memberikan nilai tambah sebesar Rp2.349 triliun-Rp2.865 triliun per tahun.
 
Selain itu, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13,8 juta atau 10,2 persen dari total lapangan kerja 2022.
 
Kontribusi sektor properti terhadap penerimaan pajak pusat 9,3 persen atau Rp185 triliun per tahun. Sektor properti juga menyumbang Rp92 triliun per tahun pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau 31,9 persen.
 
“Sektor perumahan adalah sektor yang multiplier perekonomiannya tinggi. Hampir seluruh komponen input perumahan itu batu bata, pasir, cat, tanah, genteng, kayu, dan yang lain hampir semuanya adalah produksi dalam negeri dan ini membuat multiplier yang tinggi untuk sektor perumahan kita. Karena itu kami memikirkan sektor ini memang harus kita dorong,” tutur dia.
 
Baca juga: 

Program 3 Juta Rumah, BTN akan Naikkan Kuota FLPP Jadi 800 Ribu Unit



Ilustrasi perumahan. Foto: Dokumen Kementerian PUPR
 

Tantangan backlog hunian

 
Namun demikian, terdapat tantangan yang harus dihadapi yaitu backlog hunian yang mencapai 7,4 juta dan backlog kepemilikan 9,4 juta. Dia pun mengatakan pemerintah akan membantu mengatasi permasalahan di sektor perumahan tersebut dengan menggunakan dana dari APBN.
 
Suahasil juga berharap dapat mengaktifkan lebih banyak lagi peran dari ekosistem perumahan, seperti perbankan, pengembang, pasar modal, dan supplier dari bahan-bahan untuk membangun perumahan.
 
“Uang negara, uang pemerintah, uang APBN akan tetap ada, tetapi kita juga bagaimana uang APBN itu bisa menjadi katalis, memancing partisipasi yang lebih besar dari sektor keuangan Indonesia,” ucap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)