Ekonomi Jepang. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 11 September 2024 15:16
Tokyo: Bank Sentral Jepang (BOJ) akan terus menaikkan suku bunga jika inflasi bergerak sesuai dengan asumsinya.
Anggota Dewan Kebijakan Bank Sentral Jepang Junko Nakagawa menjelaskan kemerosotan pasar bulan lalu tidak menggagalkan rencananya untuk menaikkan biaya pinjaman secara bertahap.
Namun, dia menegaskan bank sentral harus mempertimbangkan dampak pergerakan pasar tersebut terhadap prospek ekonomi dan harga saat mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
"Mengingat suku bunga riil saat ini sangat rendah, kami akan menyesuaikan tingkat dukungan moneter, dari sudut pandang pencapaian target inflasi dua persen secara berkelanjutan dan stabil, jika perkiraan ekonomi dan harga kami terpenuhi," kata Nakagawa, dilansir Channel News Asia, Rabu, 11 September 2024.
BOJ mengakhiri suku bunga negatif pada bulan Maret dan menaikkan target suku bunga kebijakan jangka pendek menjadi 0,25 persen pada Juli, dalam tindakan penting dari program stimulus besar-besaran selama satu dekade.
Kenaikan suku bunga pada Juli, ditambah dengan data pekerjaan AS yang lemah yang dirilis pada awal Agustus, menarik yen naik terhadap dolar dan memicu anjloknya harga saham global.
Sambil menekankan tidak ada perubahan besar dalam fundamental ekonomi Jepang yang sehat, Nakagawa mengatakan BOJ harus melihat kembali perkembangan pasar setelah peralihan kebijakan pada Juli, dan menilai dampaknya terhadap ekonomi ketika mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga lagi.
Ia juga mengatakan ada risiko kenaikan pada prospek harga di Jepang karena pasar kerja yang ketat di negara itu dan kenaikan harga impor yang terus berlanjut.