Ilustrasi: Medcom.id
Fajar Nugraha • 23 October 2024 18:09
Manila: Tim penyelamat Filipina menerobos banjir untuk menyelamatkan warga yang terjebak oleh Badai Tropis Trami. Banjir ini telah menewaskan tujuh orang dan memaksa ribuan orang mengungsi saat badai itu bergerak menuju pantai timur.
Hujan deras yang disebabkan oleh badai telah mengubah jalan-jalan menjadi sungai, menenggelamkan seluruh desa, dan mengubur beberapa kendaraan dalam endapan vulkanik yang dilepaskan oleh hujan deras.
Setidaknya 32.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Filipina utara, kata polisi, saat badai semakin dekat ke pulau utama negara Asia Tenggara itu, Luzon.
Di wilayah Bicol, sekitar 400 kilometer di tenggara ibu kota Manila, banjir yang ‘tiba-tiba tinggi’ mempersulit upaya penyelamatan.
"Kami mengirim tim penyelamat polisi tetapi mereka kesulitan memasuki beberapa daerah karena banjir tinggi dan arusnya sangat kuat," kata juru bicara polisi daerah Luisa Calubaquib kepada AFP.
Satu orang tewas tenggelam di dalam bus yang tersapu banjir di kota Bicol, Naga, tempat tiga orang lainnya juga tewas, kata petugas polisi Bryan Ortinero kepada AFP.
Polisi mengatakan, seorang wanita tua tewas tenggelam di Provinsi Quezon di tenggara ibu kota, sementara seorang balita juga tewas setelah jatuh ke kanal yang banjir.
Kantor pertahanan sipil Manila melaporkan satu orang tewas tertimpa dahan pohon yang tumbang.
Hingga pukul 14.00, pusat Trami berada 160 kilometer di timur Provinsi Aurora di Luzon dengan kecepatan angin maksimum 85 kilometer per jam, kata badan cuaca nasional. Diperkirakan akan menghantam pantai timur laut dekat kota Divilacan pada pukul 23.00.
Foto-foto yang diverifikasi oleh AFP hari ini menunjukkan jalan-jalan terendam banjir berlumpur di kotamadya Bato, Provinsi Camarines Sur, dengan hanya atap rumah dan toko-toko swalayan yang terlihat.
"Ini semakin berbahaya. Kami menunggu tim penyelamat," kata warga Karen Tabagan kepada AFP.