Polisi bersiaga dalam operasi anti-geng kriminal di Port-au-Prince, Haiti, 1 Maret 2024. (AP Photo/Odelyn Joseph)
Willy Haryono • 4 March 2024 08:35
Port-au-Prince: Geng bersenjata api menyerbu sebuah penjara utama Haiti dan membuat ratusan narapidana di dalamnya melarikan diri. Penyerbuan tersebut berujung pada tewasnya tiga orang pada Minggu, 3 Maret 2024.
Penyerangan terhadap penjara ini menandai titik terendah baru dalam spiral kekerasan di Haiti, dan terjadi ketika geng-geng tersebut menegaskan kendali yang lebih besar di ibu kota, Port-au-Prince.
Saat kekerasan terjadi, Perdana Menteri Haiti Ariel Henry sedang berada di luar negeri untuk mencoba mendapatkan dukungan dari pasukan keamanan yang didukung PBB untuk menstabilkan negara.
Mengutip dari Washington Times, tiga jasad dengan luka tembak tergeletak di pintu masuk penjara yang terbuka lebar tanpa ada penjaga yang terlihat. Sandal plastik, pakaian, dan kipas angin listrik berserakan di teras beton yang biasanya penuh sesak.
Pihak berwenang belum memberikan penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Polisi di dalam kendaraan yang terparkir di luar penjara tidak berkomentar.
Arnel Remy, seorang pengacara hak asasi manusia yang organisasi nirlabanya bekerja di dalam penjara, mengatakan di media sosial X bahwa sekitar 100 dari hampir 4.000 narapidana masih berada di balik jeruji besi.
Baca juga: Geng Kriminal Serang Rumah Sakit di Haiti, Polisi Evakuasi Pasien