Filipina Protes Penembakan Suar Jet Tiongkok di Jalur Pesawat Patroli

Warga Filipina desak Tiongkok untuk tidak melanggar batas di Laut China Selatan. Foto: EFE-EPA

Filipina Protes Penembakan Suar Jet Tiongkok di Jalur Pesawat Patroli

Fajar Nugraha • 13 August 2024 16:05

Manila: Pemerintah Filipina mengatakan bahwa mereka telah mengajukan protes diplomatik terhadap Tiongkok. Protes dikeluarkan setelah jet tempur Tiongkok terbang sangat dekat dan melepaskan serangkaian suar di jalur pesawat patroli Angkatan Udara Filipina di atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.

Tindakan permusuhan jet angkatan udara Tiongkok terhadap pesawat angkut ringan NC-212i milik militer Filipina pada Kamis 8 Agustus 2024 di atas Beting Scarborough adalah pertemuan udara pertama sejak permusuhan di laut lepas antara Beijing dan Manila di jalur laut yang sibuk itu mulai berkobar tahun lalu.

Kepala militer Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr tidak melaporkan adanya cedera atau kerusakan tetapi mengutuk tindakan Tiongkok, yang menurutnya dapat menyebabkan konsekuensi yang tragis.

"Jika suar mengenai pesawat kami, suar tersebut dapat tertiup ke baling-baling atau intake atau membakar pesawat kami," kata Brawner menanggapi pertanyaan dari wartawan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa 13 Agustus 2024.

"Itu sangat berbahaya,” ucap Brawner.

Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teresita Daza mengatakan tanpa merinci lebih lanjut bahwa protes diplomatik telah disampaikan ke Tiongkok.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan pada akhir pekan bahwa tindakan jet angkatan udara Tiongkok itu "tidak dapat dibenarkan, ilegal, dan sembrono".

"Kami menyerukan kepada pemerintah Republik Rakyat Tiongkok untuk menghentikan semua bentuk tindakan provokatif dan berbahaya yang dapat merusak keselamatan personel militer dan sipil Filipina di perairan atau di langit, mengganggu perdamaian regional, dan mengikis kepercayaan dan keyakinan masyarakat internasional terhadap Tiongkok,” kata satuan tugas pemerintah Filipina yang mengawasi Laut China Selatan pada hari Senin.

Meskipun terjadi pertemuan itu, pemantauan Filipina terhadap wilayah udaranya akan diintensifkan, kata satuan tugas itu.

Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengatakan pada hari Sabtu bahwa sebuah pesawat angkatan udara Filipina "secara ilegal" memasuki wilayah udara di atas beting, yang diklaim Tiongkok, sehingga mengganggu kegiatan pelatihan tempurnya.

Komando itu mengirim jet dan kapal untuk mengidentifikasi, melacak, dan mengusir pesawat Filipina itu, tambahnya.

Komando tersebut memperingatkan Filipina untuk "menghentikan pelanggaran, provokasi, distorsi, dan pemalsuan".

Amerika Serikat, Australia, dan Kanada telah melaporkan tindakan serupa oleh pesawat angkatan udara Tiongkok di masa lalu di Laut China Selatan, tempat negara-negara tersebut mengerahkan pasukan untuk mempromosikan kebebasan navigasi dan penerbangan.

Tiongkok merasa geram dengan pengerahan militer oleh AS dan sekutunya di wilayah yang disengketakan itu, menyebutnya sebagai bahaya bagi keamanan regional.

Selain Tiongkok dan Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam, dan Thailand memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih di jalur laut yang sibuk itu, rute perdagangan dan keamanan global yang penting, tetapi permusuhan khususnya telah berkobar antara pasukan penjaga pantai dan angkatan laut Tiongkok dan Filipina di Scarborough Shoal dan atol lain yang disengketakan dengan sengit, Second Thomas Shoal, sejak tahun lalu.

Washington telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka berkewajiban untuk membela Filipina, sekutu perjanjian tertuanya di Asia, jika pasukan, kapal, dan pesawat Filipina diserang bersenjata, termasuk di Laut China Selatan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)