Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Foto: Dokumen Kementerian Perdagangan
Annisa Ayu Artanti • 9 November 2023 17:19
Jakarta: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan akan memperkuat ekosistem jasa perdagangan properti di Indonesia.
Salah satunya melalui pengembangan jasa perantaraan perdagangan properti (broker properti) agar lebih profesional, diantaranya melalui peningkatan kapasitas dan sertifikasi.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan menyempurnakan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor Nomor 51 Tahun 2017 tentang Perusahaan Perantara Perdagangan Properti.
Dia menekankan, pemerintah meyakini kebangkitan properti akan mendorong kebangkitan perekonomian nasional.
"Saat ini kewajiban memiliki dua orang tenaga ahli tidak kompetitif dan berdaya saing pascaimlementasi Undang-undag Cipta Kerja. Oleh karena itu pemerintah tengah menyusun revisi Permendag 51 Tahun 2017 untuk mendorong peningkatan profesionalisme broker properti melalui sertifikasi kompetensi dengan meminta masukan dari asosiasi, termasuk jasa perantaraan perdagangan properti," ujar Zulkifli dalam pembukaan "The Biggest Real Estate Summit 2023, Kamis, 9 November 2023.
Baca juga: Airlangga: Indonesia Tujuan Investasi Properti Dunia
Pelaku jasa perlu memperhatikan hal ini
Dalam sambutannya, dia juga menekankan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian para pelaku jasa perantaraan perdagangan properti, di antaranya terkait pencegahan tindak pidana pencucian uang (TPPU), pemberantasan mafia tanah, peningkatan kompetensi melalui sertifikasi kompetensi, serta penerapan konsep
smart city dan
green building.
"Kemendag mendukung penuh agar bisnis sektor properti cepat pulih dan menghasilkan banyak keuntungan. Ini merupakan tugas pemerintah karena dengan pelaku usaha yang mendapat keuntungan maka pajak yang disetor semakin banyak dan jumlah pegawai meningkat. Tugas pemerintah membuat ekosistem di berbagai bidang usaha agar negara maju," tutur dia.
Pria yang hangat disapa Zulhas itu menyampaikan, saat ini dunia sedang tidak baik- baik saja, khususnya dalam bidang ekonomi. Salah satu penyebabnya adalah kondisi geopolitik perang Rusia-Ukraina ditambah Israel-Palestina yang masih berkecamuk.
Akibatnya, harga energi dan pangan dunia semakin meningkat. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim yang tidak menentu yang berakibat mundurnya musim tanam dan masa panen sehingga harga pangan
semakin meningkat.
Namun di tengah situasi tersebut neraca perdagangan Indonesia tetap mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 41 bulan berturut-turut.
Pada Januari-September 2023 surplus mencapai USD27,75 miliar. Selain itu, ekonomi Indonesia juga tetap tumbuh 4,94 persen pada Triwulan III-2023.
"Ini harus disyukuri dan mudah-mudahan pelaku jasa properti semakin tumbuh dan semakin untung," ucap dia.