Presiden Joko Widodo. Biro Pers Sekretariat Presiden
Atalya Puspa • 2 December 2023 09:08
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan national statement di agenda Conference of The Parties COP28 Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam kesempatan itu, dia menekankan Indonesia sudah menempatkan posisi sebagai negara yang terus membangun ketahanan, keberlanjutan, dan ekonomi inklusif.
Hal itu dilakukan Indonesia untuk mecapai net zero emission di 2060 atau lebih awal, sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menurunkan kemiskinan dan ketimpangan, serta menciptakan lapangan pekerjaan.
“Dengan segala keterbatasan, Indonesia terus menurunkan emisi karbon. Antara 2020 dan 2022 Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 42 persen dibandingkan dengan perencanaan business as usual,” kata Jokowi di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat, 1 Desember 2023 malam.
Namun, Jokowi menekankan segala upaya yang dilakukan negara berkembang, termasuk Indonesia membutuhkan pembiayaan yang besar. Pasalnya, negara-negara berkembang tidak mungkin mampu melakukan sendiri.
Dia menegaskan Indonesia membutuhkan investasi lebih dari USD1 triliun untuk net zero emission di 2060. “Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filatrofi dan dukungan negara-negara sahabat,” tegas dia.
Indonesia telah memiliki platform pembiayaan inovatif yang kredibel, bursa karbon, mekanisme transisi energi, sukuk dan obligasi hijau, pengelolaan dana lingkungan hidup dari result based payment (RBP).
“Bank-bank pembangunan dunia mdps, harus meningkatkan kapasitas pendanaan transisi energi denga bunga rendah. Target Paris Agreement dan net zero emission hanya bisa dicapai jika kita bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energi ini, dari situlah masalah dunia bisa terselesaikan,” beber Jokowi.
Baca Juga: COP28 dan Tantangan Keuangan Berkelanjutan |