Luhut Dorong Digitalisasi Ekonomi Melalui Downstream Policy

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dokumen Kemenko Marves

Luhut Dorong Digitalisasi Ekonomi Melalui Downstream Policy

Annisa Ayu Artanti • 4 September 2024 16:23

Bali: Pemerintah Indonesia tengah mendorong digitalisasi ekonomi melalui downstream policy untuk membangun basis industri bernilai tambah tinggi yang dapat memacu roda perekonomian.
 
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLP MSP).
 
Dia menyampaikan Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia, didukung oleh sumber daya alam yang melimpah untuk transisi energi. Selama bertahun-tahun, Indonesia bergantung pada ekspor komoditas dalam bentuk bahan baku.
 
Ketergantungan ekspor bahan baku menyebabkan Indonesia mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang tinggi saat harga komoditas kurun.
 
"Pemerintah mengupayakan transformasi ekonomi melalui Downstream Policy (kebijakan hilirisasi) dalam mendorong pengembangan industri. Kedepan pemerintah akan membangun basis industri bernilai tambah tinggi,” ujar Luhut dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 4 September 2024.
 
Baca juga: 

HLF-MSP dan IAF 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika

 
Lebih lanjut, luhut menjelaskan dalam mengupayakan transformasi ekonomi, pemerintah juga mengalokasikan sumber energi rendah emisi untuk industri agar bernilai tambah tinggi.
 
"Membentuk talent pool yang berkualitas melalui program penyaringan bagi lulusan sarjana jurusan teknik dan sains untuk diarahkan bekerja di perusahaan kelas dunia di bidang teknologi,” ucap dia.
 
"Kebijakan hilirisasi juga berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor produk hilir nikel seperti besi, baja serta material baterai lithium. Indonesia saat ini sedang mengembangkan ekosistem industri baterai lithium dalam negeri. Tujuan utama hilirisasi nikel adalah menciptakan ekosistem yang kompetitif dalam rantai nilai baterai lithium dan Kendaraan Listrik,” ungkap Luhut.
 
Luhut menambahkan, Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat untuk memastikan bahwa industri hilir mereka yaitu baja tahan karat, komponen baterai EV seperti katode, sel baterai, dan kemasan menerima pasokan nikel olahan yang cukup dari Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)