Siti Yona Hukmana • 22 September 2024 22:36
Jakarta: Calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno mematenkan nama Si Doel di pengadilan. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin melihat hal itu sebagai strategi politik.
”Ini bagian dari pada strategi untuk bisa dikenal dan mendapat dukungan dari publik atau warga Jakarta. Karena nama beken, nama panggilan, nama familiar itu menjadi penting,” kata Ujang dalam konfirmasinya yang dikutip Minggu, 22 September 2024.
Penyesuaian nama itu disampaikan Rano Karno saat penetapan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur di Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini. Ujang menyebut hal itu sebagai strategi menyambut masa kampanye, karena nama 'Si Doel' lebih lekat dengan warga Betawi.
”Si Doel lebih mengena, lebih merakyat, lebih bagus. Siapa orang yang tidak kenal Rano Karno dan siapa orang yang tidak tahu Si Doel kan. Jadi, Sidoel ini nama panggilan, nama beken yang cocok dengan tipologi masyarakat Jakarta, masyarakat Betawi,” terang dia.
Analisis Ujang, keputusan pasangan Pramono Anung-Rano Karno tersebut merupakan strategi untuk menghadapi kampanye pilkada Jakarta. Melalui penyesuaian dan penambahan nama, mereka sekaligus melakukan pendekatan kultural dan pendekatan kebudayaan. Dengan harapan masyarakat semakin dekat dengan mereka.
”Bahwa Pramono Anung itu ya Pramono Anung bukan Pramana Anung. Kalau Rano Karno itu ya Si Doel. Melekat dalam hati dan pikiran warga Jakarta. Jadi, ini bagian dari strategi itu,” terang Ujang.
Menurut Ujang, praktik seperti sedikit banyak akan berpengaruh terhadap elektabilitas. Namun demikian, dalam konteks Pramono Anung-Rano Karno semua harus dilihat lebih lanjut. Yang pasti, dia menyatakan bahwa ada banyak faktor untuk mendongkrak elektabilitas. Salah satunya dengan mengandalkan popularitas yang sudah ada pada nama beken seperti Si Doel.
”Jadi, ini memang adalah praktik untuk menaikan elektabilitas. Sama dengan Komeng di pileg,” imbuhnya.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta sempat mempertanyakan nama Si Doel lantaran disebutkan dalam penetapan pasangan calon (paslon) peserta pilkada Jakarta. Sebab, dalam berita acara sebelumnya nama tersebut belum ada. Atas pertanyaan tersebut, Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata menyampaikan bahwa pihaknya sudah mendapatkan penetapan dari pengadilan terkait dengan penambahan nama tersebut.
Hal serupa disampaikan oleh Kepala Divisi Teknis KPU Jakarta Dody Wijaya. Dia menyampaikan bahwa perbaikan administrasi juga dilakukan oleh Pramono Anung sebagai calon gubernur yang berpasangan dengan Rano Karno.
”Juga nama Pramana Anung Wibawa seperti di KTP dan ijazah, juga sudah dilakukan perbaikan administrasi dengan ketetapan pengadilan namanya diperbaiki menjadi Pramono Anung Wibowo,” kata Dody.