15 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Alami Kekeringan

Ilustrasi/Medcom.id

15 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Alami Kekeringan

Media Indonesia • 7 September 2023 17:53

Jabar: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) mencatat 15 kabupaten/kota di Jabar kini mulai terdampak kekeringan akibat kemarau panjang yang kini masih terjadi. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan 15 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan di antaranya Bogor, Sukabumi, Garut, Bandung Barat, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon hingga Pangandaran.

Sedangkan jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih berjumlah 156 desa di Jabar.

"Kabupaten Bogor jadi wilayah yang paling merasakan dampak kekeringan saat ini. Disana ada 71 desa dengan 27.299 kepala keluarga (KK) yang mengalami kesulitan air bersih. Sedangkan Sukabumi, jadi daerah berikutnya yang juga terdampak. Di Sukabumi, ada 7.399 KK yang mengalami kesulitan air bersih," jelasnya, Kamis, 7 September 2023.

Menurut Hadi, untuk membantu warga yang kekurangan air, BPBD Jabar mulai mendistribusikan bantuan air bersih. Di Jabar warga yang terdampak dan kekurangan air bersih ada 51.607 KK. Bantuan air bersih telah disalurkan sebanyak 1.427.480 liter pada semua daerah yang kekeringan.

Selain kekeringan, kemarau menyebabkan sejumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi.

"Hingga saat ini, ada 313,9 hektare lahan yang terbakar, wilayah lahan pertanian yang terdampak kebakaran hutan paling luas ada di Kabupaten Kuningan sebanyak 165,2 hektare," ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari BMKG, musim kemarau masih terjadi di wilayah Bandung Raya. Namun, dari data yang dikeluarkan BMKG, puncak musim kemarau diprediksi sudah terjadi pada Juli hingga Agustus 2023.

Wilayah Bandung Raya sudah memasuki musim kemarau pada dasarian III Mei 2023. Sedangkan puncak musim kemarau di wilayah Bandung Raya diprediksi akan terjadi pada Juli hingga Agustus 2023 dengan sifat hujan normal-bawah normal.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rayahu mengatakan, hingga saat ini proses analisis observasi data curah hujan masih berlangsung. Musim kemarau pada tahun ini akan bersifat lebih kering dibandingkan kondisi klimatologisnya.

Oleh karena itu, wilayah Bandung Raya juga berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Yang perlu diperhatikan untuk warga di wilayah Bandung Raya yang berada di dalam Cekungan Bandung. Cekungan Bandung sendiri dikelilingi oleh banyak gunung-gunung dan bukit dengan elevasi mencapai lebih dari 2.000 meter di atas muka laut.

"Kondisi demikian menyebabkan Wilayah Bandung Raya memiliki potensi bencana hidrometeorologi terkait topografi seperti tanah longsor. Selain itu masih ada potensi bencana lainnya seperti hujan es dan angin kencang, puting beliung," terangnya.

Sementara itu, lanjut Rahayu, pada dasarian I September, potensi jumlah hari hujan adalah 1-2 hari, dengan peluang hujan adalah 30-40 persen. Curah hujan umumnya diprakirakan pada kriteria rendah-menengah (0-150 mm/dasarian) dengan sifat hujan normal. Sedangkan, pada dasarian II

September, potensi jumlah hari hujan adalah 1-2 hari, dengan peluang hujan adalah 30-40 persen. Curah hujan umumnya diprakirakan pada kriteria rendah-menengah (0-150 mm/dasarian) dengan sifat hujan normal-bawah normal.

"Kondisi demikian dapat meningkatkan peluang kejadian bencana seperti kekeringan di wilayah-wilayah dengan topografi yang mendukung untuk terjadinya bencana-bencana tersebut," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Nur Ajijah)